Kasus MA si tukang tusuk sate yang menyebarkan gambar porno editan menggunakan wajah Jokowi di media sosial telah menimbulkan suara simpati bagi pengguna internet. Mereka meminta agar MA dibebaskan dari jeratan hukum atas perbuatan pria berumur sekitar 24 tahun tersebut.
Gerakan netizen ini cukup mengejutkan sekaligus sangat memalukan! Baru kali ini sesuatu yang berbau porno mendapat simpati yang besar dari rakyat Indonesia yang katanya beradab. Suatu tindakan bodoh dan menjijikan yang ditunjukan oleh warga internet.
Jangan-jangan yang meneriakan 'penyelamatan' MA itu orang-orang yang berotak mesum dan sering mengakses situs porno? Atau kebanyakan netizen ikut-ikutan karena MA seorang tukang tusuk sate dan tidak tahu kalau kasus bullying itu menggunakan konten pornografi?
Sah-sah saja netizen teriakan selamatkan MA si tukang tusuk sate yang hanya 'orang kecil' seandainya kasus yang menimpanya hanya pidana ringan. Bisa dimaklumi kalau 'hanya' seperti kasus pencurian pisang dan sandal jepit yang pernah terjadi dalam dunia peradilan Indonesia.
Tapi kasus ini sangat jauh berbeda, menyangkut penyebaran gambar porno yang berdampak negatif bagi kehidupan sosial. Apalagi melalui facebook yang banyak diakses kalangan remaja yang umumnya masih labil. Sudah banyak korban dari pornografi yang biasanya selalu dihujat karena bisa berujung pada pornoaksi dan kriminal.
Lucunya lagi, MA yang mendapat simpati para netizen itu bukan seorang anak kecil atau juga orang yang memiliki keterbelakangan mental. Dengan umurnya saat ini dia sudah memiliki kesadaran atas apa yang diperbuatnya dan memiliki tanggung jawab. Sebodoh-bodohnya, orang seumuran MA masih mengerti norma agama, kesopanan atau juga etika.
Sikap cengeng ibunya yang minta belas kasihan atas perbuatan pornografi anaknya juga sangat tidak pantas menerima simpati. Seharusnya dia malu dan menyadari dirinya telah gagal dalam membentuk moral anaknya. Tidak ada pembenaran karena MA hanya tamatan SMP, pembentukan moral berada pada orangtua dan keluarga bukan pada sekolah.
Tapi, bukannya malu, si Ibu malah mengumbar kecengengannya di media massa. Mirisnya lagi sampai mau sujud pada Jokowi atau juga Fadli Zon, seolah-olah anaknya akan dihukum mati saja karena kasus itu. Padahal cuma beberapa tahun, dan masih ada peluang keringanan hukuman. Dan Jokowi serta Fadli Zon juga bukan Tuhan ngapain harus mengorbankan harga diri?
Soal MA tulang punggung keluarga juga bukan alasan dalam soal pornografi. Secara hukum dan sosial, dampak pornografi lebih bahaya dari hanya sekedar menjadi tulang punggung keluarga. Lagi pula, ibu itu masih cukup muda, memiliki suami dan sama-sama bekerja. Sebelum MA bekerja, mereka juga masih bisa hidup dan soal rezeki urusan Tuhan yang mengatur.
Sikap netizen pembela MA benar-benar lucu dan bodoh. Disaat banyak orang yang muak dengan kejadian dan berita-berita kriminal dari dampak dari pornografi dalam kehidupan sosial kita, masih banyak netizen yang bersimpati.
Mudah-mudahan Netizen yang menyuarakan penyelamatan MA yang sempat menjadi trending topic ketika itu karena belum mendapatkan informasi yang jelas soal pornografi yang dilakukan si tukang tusuk sate. Biarkan proses hukum berjalan dan MA mempertanggungjawabkan perbuatannya dan mengambil hikmahnya.