Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Budi Gunawan ATM-nya Megawati dan PDIP?

19 Januari 2015   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 3177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada indikasi aliran uang dari Komjen Budi Gunawan ke politisi PDIP, Trimedya Pandjaitan. Seperti dilansir Tempo.co pagi ini (19/1) anggota Komisi III DPR itu pada tahun 2006 mencairkan 10 cek multiguna senilai Rp 250 juta yang diduga berasal dari Budi Gunawan.

Namun, Trimedya Panjaitan membantah pernah menerima cek dari Budi Gunawan sebesar Rp 250 juta pada Februari 2006. "Itu tidak benar. Buat apa saya meminta uang dari Budi Gunawan?" kata dia, Ahad, 18 Januari 2015. (Tempo.co)

Dugaan ini menjadi menarik, karena ada benang merah yang tidak terbantahkan 'kedekatan' Trimedya dan Budi Gunawan. Sejak diajukan Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR, hingga Budi ditetapkan sebagai tersangka KPK, Trimedya selalu mendukung Budi dan mendesak Presiden Jokowi melantiknya. Bahkan pada masa Pilpres Juli lalu, Trimedya pernah makan malam bersama Budi Gunawan.

Tidak hanya Trimedya, politisi PDIP Hasto Kristiyanto juga mendukung pencalonan dan pelantikan Budi. Dua politisi ini diketahui sebagai orang kepercayaan Ketua Umum PDIP, Megawati. Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah Budi Gunawan adalah 'ATM' Megawati dan PDIP. Atau rekening gendut Budi, adalah milik Mega dan PDIP yang untuk pencairannya dengan 'menggesekkan' Budi Gunawan.

Prasangka seperti itu wajar saja muncul, karena Budi bekas ajudan Presiden Megawati. Sudah menjadi kebiasaan, seorang ajudan merupakan perpanjangan tangan pejabat mulai dari urusan dinas hingga urusan pribadi, termasuk soal uang.

Tinggal lagi KPK, apakah berani membuka aliran uang dari Budi Gunawan dalam mengusut kasus rekening gendut? Memang diragukan KPK berani membuka aliran uang rekening gendut jika sampai ke PDIP dan Megawati. Tapi, untuk aliran ke Trimedya selaku pribadi atau juga anggota DPR lainnya tentu KPK masih bisa diharapkan.

Indikasi aliran uang ke politisi PDIP ini seakan menjawab mengapa Megawati dan politisi PDIP menekan Jokowi agar memilih Budi sebagai Kapolri. Dugaannya, selain untuk mengamankan 'ATM-nya' juga untuk melemahkan KPK saat mengusut dugaan korupsi yang mengarah ke PDIP dan Megawati. Seperti kejanggalan SKL BLBI yang dikeluarkan Megawati saat menjadi presiden.

Dugaan lainnya, keputusan Megawati saat 'merelakan' capres PDIP diberikan ke Megawati untuk mengamankan dirinya. Mega membaca peluang bisa menang pada sosok Jokowi daripada jika dia yang maju capres. Sementara, KPK sedang gencarnya mengusut SKL BLBI.

Suatu yang sangat menarik ditunggu. Apakah KPK mampu menjadikan kasus rekening gendut Budi Gunawan untuk membuka kasus Megawati. Dan apa peran Jokowi yang sebenarnya? Memperjuangkan aspirasi rakyat atau melindungi Megawati dan PDIP?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun