[caption id="attachment_123056" align="alignleft" width="295" caption="Napier"][/caption] Apakah masih ingat acara entertainment The Master di salah satu saluran televisi swasta Indonesia. Nah, pernah suatu ketika saya menonton acara itu terlihat dua orang master sedang memperlihatkan kehebatannya dalam berhitung cepat. Saat itu yang mereka demonstrasikan adalah menghitung cepat akar dua dari bilangan tertentu. Hebatnya lagi selain hasil hitungnya tepat ternyata waktu yang dibutuhkan juga sama. Setelah melihat demonstrasi tersebut tentu saja muncul pertanyaan dalam benak saya, bagaimana mereka melakukannya? Untuk melakukan demonstrasi tersebut ada tiga kemungkinan bagi seseorang mampu menghitung dengan cepat. Kemungkinan pertama, orang tersebut memang mempunyai kemampuan hitung cepat sejak awal (gifted). Orang jenis ini amat jarang, walaupun dia mampu menghitung sangat cepat namun dia tidak dapat menularkan kemampuan ini kepada orang lain. Ketidakmampuan ini dikarenakan proses hitung di dalam otaknya sendiri dia tidak tahu. Contoh manusia langka seperti ini salah satunya adalah orang India yang bernama Shakuntala Devi. Beliau mendapat julukan sebagai Human Computer dan tercatat dalam Guiness Book of Records. Bila menilik kemungkinan pertama ini maka kedua orang di atas tidak masuk kategori ini, karena sifat entertainer-nya justru yang lebih menonjol. Kemungkinan kedua, orang tersebut menggunakan suatu metode hitung cepat untuk mencari akar dua secara manual. Setelah mempelajari beberapa metode, saya sampai pada kesimpulan bahwa untuk mencari akar dua secara manual maka metode Napier adalah yang terbaik. Apalagi setelah metode ini dikembangkan lebih lanjut menjadi lebih berdaya guna menjadi metode Napier-Metris. Nah, setelah mencermati alasan ini dapat disimpulkan bahwa kedua orang tersebut juga tidak menggunakan metode ini. Karena pola coret-coretanya saat demo itu tidak menunjukkan menggunakan metode ini. Hasil analisa kedua ini mengandung arti bahwa apabila kedua orang tersebut bersikukuh menggunakan suatu metode hitung maka kesimpulan saya di atas keliru. Kesimpulan bahwa metode Napier-Metris untuk menghitung akar dua secara manual adalah yang paling efisien. Namun jelas saya sangat meragukan kalau mereka menggunakan suatu metode hitung tertentu. Karena bila ada semestinya metode itu dipublikasikan untuk proses pembelajaran berhitung para siswa di Indonesia. Seperti halnya Metrisian dalam melakukan hiburan Magic Numbers dengan media angka maka seluruh prosesnya akan selalu dipaparkan, karena tujuannya memang tidak hanya menghibur namun juga mendidik. Ataupun seperti Metriser Manusia Kalkulator yang Kreatif yang mampu dipelajari relatif mudah seperti nampak pada Olimpiade Kreativitas Angka (OKA). Nah, Kemungkinan Ketiga ... bersambung
Dear Friends, please Vote US (OKA) via FB atau Twitter thanks a lot...
Penulis : Stephanus Ivan Goenawan Penemu Metris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H