Sebuah pengalaman yang sangat berharga dan amat terkesan ketika beberapa minggu yang lalu sewaktu saya dan beberapa teman melakukan kegiatan bakti sosial (BakSos) berupa pelatihan Metris* kepada para guru dan siswa di SD Kejambon 1 desa sindhumartani yang terletak tepat di bawah lereng gunung merapi.
[caption id="attachment_135311" align="aligncenter" width="300" caption="Foto_3: Pemandangan Tanah yang subur di desa Sindhumartani "]Foto_1: Sekolah SD Kejambon 1 desa Sindhumartani lereng gunung Merapi
Guru-gurunya yang ramah serta siswa-siswinya yang sangat antusias untuk belajar, membuat saya lebih bersemangat untuk mengajar berhitung menggunakan metode baru dengan cara mendatar memakai notasi pagar metris kepada mereka. Bahkan setelah berakhir acara pelatihan tersebut, dua siswi terus bertanya perihal metris untuk membunuh rasa penasaran mereka terhadap cara berhitung kreatif yang baru saja dia peroleh bersama dengan beberapa guru mereka.
Foto_2a: Pembelajaran Metris di SD Kejambon 1 desa Sindhumartani Foto_2b: Situasi Pembelajaran Metris di SD Kejambon 1 desa Sindhumartani
Ternyata desa sindhumartani merupakan daerah yang subur dengan masyarakatnya yang ramah. Karena hal inilah maka akhirnya setelah acara pelatihan metris selesai membuat saya memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri desa sindhumartani tersebut.
[/caption]
Menurut masyarakat sekitar situ, daerah mereka dapat menjadi subur dikarenakan abu vulkanik dari semburan gunung merapi yang mana berfungsi sebagai pupuk atau vitamin terhadap tumbuh-tumbuhan disekitar mereka. Maka tidaklah heran apabila tanaman seperti padi, pisang, kelapa dll dapat tumbuh subur di desa sindhumartani ini.
Perjalanan melihat-lihat desa sindhumartani saya teruskan dan berujung pada tempat pengambilan pasir dari muntahan gunung berapi. Sungguh luar biasa, tempatnya sangat luas seperti lautan pasir dengan kandungan pasirnya sangat banyak. Semua ini dapat terjadi karena limpahan dari letusan gunung berapi sebelumnya, tanpa hal itu kandungan pasirnya tidak akan sebanyak ini.
[caption id="attachment_135317" align="aligncenter" width="300" caption="Foto_4: Penambangan & Lautan pasir dari muntahan gunung Merapi."][/caption]
Berkah melimpah ini semua diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang tinggal disekitar lokasi lereng gunung merapi secara cuma-cuma. Melalui limpahan pasir inilah mereka dapat mencukupi kehidupan mereka sehari-harinya. Namun karena sumber daya manusia (SDM) penduduk di daerah itu yang masih rendah, maka tetap saja yang menikmati nilai tambah lebih adalah orang luar daerah tersebut. Mereka yang mempunyai modal jaringan, uang dan truk yang mampu memanfaatkan secara maksimal limpahan lautan pasir tersebut. Umumnya penduduk sekitar situ hanya sebagai kuli panggul pengangkut pasir yang memasukan pasir atau batu ke dalam truk yang selanjutnya akan di bawa ke kota. Bahkan agar lebih efisien, saat ini justru sebagian besar menggunakan traktor untuk memasukkan pasir ke dalam truk.
Walau apapun yang terjadi di sana siklus kehidupan kembali berjalan normal setelah sempat terhenti akibat letusan gunung merapi beberapa waktu yang lampau. Hikmah disetiap peristiwa alam pastilah ada dan itu harus tetap kita syukuri sebagai perwujudan kita berterima kasih kepada Sang Pencipta.
Penulis : Stephanus Ivan Goenawan
Penemu Metris
*Metris di Kick Andy Show 14/10/2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H