Mohon tunggu...
Stephanus Ivan
Stephanus Ivan Mohon Tunggu... Dosen -

Nama lengkap: Stephanus Ivan Goenawan (SIG).\r\nSebagai Penemu Metris: Ilmu Hitung Penyempurnaan cara Tradisional/Vertikal & Dosen FT Univ. AtmaJaya.\r\nPada tahun 2009 telah memperoleh penghargaan dari Muri sebagai penemu Metris. \r\nPenghargaan Kemenristek Tahun 2010: Penyempurnaan Ilmu Hitung di Dunia via Metris. Penulis Buku: Gen Metris, Mencetak Einstein, Metris Perkalian, Pangkat, Pembagian Ajaib. (sigmetris.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Si Kecil David Vs 3 Raksasa Goliath

3 Mei 2010   09:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_132151" align="alignleft" width="240" caption="si-Kecil sang Juara yang Kreatif"][/caption]

Hanya ada sebuah kalimat yang dapat terucap untuk mewakili  deskripsi apa yang terjadi pada Olimpiade Kreativitas Angka

(OKA) I ini yaitu LUAR BIASA.

Mengapa bisa luar biasa? Karena melalui OKA telah dibuktikan bahwa ada sebuah kompetisi untuk mengasah & menguji kemampuan kreativitas seseorang dimana faktor usia dan tingkat pendidikan seseorang ternyata tidak berpengaruh terlalu besar.

Momen yang bersejarah tersebut dimulai pada hari sabtu 8 November 2008 dimana untuk pertama kalinya di Indonesia OKA diadakan dan dibuka oleh Dekan FT bapak Prof. Ir. Hadi Sutanto, MMAE., Ph.D. OKA diikuti oleh berbagai strata pendidikan mulai dari tingkat SD hingga Universitas se-Jabotabek plus bandung, dengan jumlah peserta sebanyak 48 orang.

Pada babak I dan II merupakan babak penyisihan untuk menjaring peserta menjadi 32 besar. Setelah itu dilanjutkan ke babak III yang memilih 8 peserta terbaik untuk masuk ke dalam babak semi final. Peserta yang masuk pada babak semi final ini mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam mulai dari SD-satu anak SD, SMP-satu anak dan sisanya 6 pelajar SMA. Pada babak semi final ini ternyata para mahasiswa sudah gugur sebelum masuk babak ini, bahkan salah satu pesertanya berasal dari Universitas ternama di kota Bandung yaitu ITB.

Agar kedelapan peserta dapat memasuki babak final yang hanya diikuti oleh 4 peserta terbaik maka pada babak semi final dilakukan pengujian kreativitas angka melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama asah kreativitas pengenalan angka eksplisit, tahap kedua asah kreativitas pengenalan angka implisit dan tahap ketiga asah kreativitas semi mental. Diluar perkiraan kami sebagai panitia, ternyata keempat peserta yang masuk pada babak final terdapat anomali peserta. Anomali tersebut karena sebenarnya diluar dugaan kami sebelumnya yaitu perkiraan awal yang masuk babak final adalah keempatnya peserta pelajar SMA. Ternyata dugaan kami salah, ada seorang siswa dari SD Harapan Bangsa bernama Nicholas Tie bertubuh kurus dan kecil dibandingkan ketiga rivalnya pelajar SMA.

Bahkan sebelum acara Final tersebut dimulai saya sempat bertemu dengan Guru pengasuhnya, Ibu Sianny, yang menceritakan akan perasaan ragu dan takut siswanya sesaat sebelum bertanding. Hal ini tentu saja wajar karena ketiga rival kompetitornya adalah pelajar SMA yang secara Fisik dan Inteleknya jelas lebih dari segalanya.

Makanya sangat tepat kalau dalam Final OKA I ini panitia kompetisi menyebutnya pertandingan antara si-kecil David melawan Tiga Raksasa Goliat sekaligus. Pada Final OKA ini merupakan momen uji asah kreativitas angka secara MENTAL. Disini setiap si-kecil Nicholas mencoba menjawab pertanyaan dari panitia materi, para penonton selalu memberikan dukungan, apalagi setelah dievaluasi ternyata jawabannya benar maka terdengar jelas suara applaus tepuk tangan bergaung di Gedung Yustinus lt.15 yang luas tersebut. Setelah soal kesepuluh atau terakhir selesai dibacakan panitia, maka dilakukan perhitungan hasil yang telah dicapai oleh keempat peserta final OKA tersebut. Hasil akhir tersebut sebenarnya juga diluar dugaan lagi, karena kami sebagai panitia dan penonton berpikir bahwa pemenangnya pasti salah satu dari ketiga pelajar SMA tersebut. Sekali lagi perkiraan kami meleset, karena ternyata pemenangnya adalah si-kecil Nicholas yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Nah, pada akhirnya kemampuan secara mental `Creative Human Calculator' si-kecil Nicholas dibuktikan pada babak bonus. Pada babak bonus diberikan soal yang harus dieksekusi angkanya dimana sebuah kalkulator 12 digit saja sudah tidak mampu lagi untuk menghitungnya. Disini Nicholas mampu membuktikan kemampuan hitung kreatif secara mental tanpa melakukan corat-coret. Ternyata dia mampu menjawab dengan tepat keempat dari kelima soal yang diberikan oleh panitia dengan waktu kurang dari lima menit, sungguh LUAR BIASA.

Hari itu sungguh menjadi milik si-Kecil Creative Human Calculator Nicholas Tie, kita semua sangat bangga bahkan panitia OKA berebut untuk foto bersama Nicholas, Profisiat untuk Nicholas, Profiat untuk SD Harapan Bangsa dan Profisiat untuk Atma Jaya semoga selalu JAYA.

NOTE:  Akan diadakan The Metriser - OLIMPIADE KREATIVITAS ANGKA III pada hari Sabtu, tanggal 13 November 2010, di Universitas Atma Jaya Jakarta

Penulis : Stephanus Ivan Goenawan (SIG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun