Mohon tunggu...
Stephanus Ivan
Stephanus Ivan Mohon Tunggu... Dosen -

Nama lengkap: Stephanus Ivan Goenawan (SIG).\r\nSebagai Penemu Metris: Ilmu Hitung Penyempurnaan cara Tradisional/Vertikal & Dosen FT Univ. AtmaJaya.\r\nPada tahun 2009 telah memperoleh penghargaan dari Muri sebagai penemu Metris. \r\nPenghargaan Kemenristek Tahun 2010: Penyempurnaan Ilmu Hitung di Dunia via Metris. Penulis Buku: Gen Metris, Mencetak Einstein, Metris Perkalian, Pangkat, Pembagian Ajaib. (sigmetris.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Potensi Devisa Indonesia Hebat Via Tenaga Kerja Guru Bukan Buruh

2 April 2014   20:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Indonesia Hebat"][/caption]

Saat ini tagline Save-Satinah merupakan salah satu tagline yang banyak digunjingkan di media-media sosial lantaran vonis hukuman mati yang diputuskan oleh pengadilan di Arab Saudi.  Lebih mirisnya lagi ternyata masih terdapat ratusan nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) lain seperti satinah di luar negeri yang masih menunggu persidangan dengan vonis hukuman mati. Sepertinya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan devisa negara melalui pengiriman TKI berkualitas rendah perlu dikaji ulang.

Sudah jamak diketahui bahwa sebenarnya Indonesia merupakan negara yang sangat kaya seperti hasil tambang dan gas alam yang melimpah, tanah yang subur serta potensi sumber daya manusia yang besar karena jumlah penduduknya yang  banyak, lebih dari 250 juta jiwa.  Namun semua berkah tersebut terlihat menjadi sia-sia karena negara tidak benar-benar dikelola secara profesional dengan berpihak pada rakyat kecil.  Oleh karena itu, untuk menjadi Indonesia Hebat, kebijakan pemerintah ke depan harus berpihak pada “wong cilik”. Misalnya salah satu strategi pemerintah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan adalah STOP pengiriman TKI buruh ke luar negeri namun sebaliknya GALAKAN pengiriman TKI profesional ke luar negeri.

Tentu saja bukan hanya himbauan namun solusi bagaimana tujuan di atas dapat tercapai justru sangatlah dibutuhkan. Salah satu bentuk profesionalitas TKI yang dapat penulis usulkan adalah pengiriman tenaga kerja guru berkualitas dengan dibekali ilmu hitung baru yang akan dibutuhkan sekolah-sekolah dasar di luar negeri.  Ilmu hitung baru apa sehingga nantinya dapat menjadi metode hitung yang sangat dibutuhkan baik oleh sekolah di dalam ataupun luar negeri?  Metode hitung baru tersebut adalah metode horisontal (Metris), keunggulan metris dibandingkan dengan cara konvensional yang saat ini masih digunakan hampir diseluruh dunia telah teruji bahkan untuk siswa berkebutuhan khusus (tuna rungu) dalam penelitian-penelitian. Selain itu Metris telah memperoleh pengakuan dari rekor MURI sebagai metode hitung secara mendatar pertama di dunia yang menggunakan notasi pagar Metris, pernah di undang dalam acara Kick Andy serta prestasi lainnya.

Salah satu prestasi tersebut, pada tanggal 26 Juli 2010 melalui seleksi yang ketat, metris dengan judul ‘Penyempurnaan Ilmu Hitung di Dunia via Metode Horisontal (Metris)’, mampu terpilih dalam daftar 102 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2010. Selain itu ada hal lain yang lebih penting ternyata metris merupakan satu-satunya inovasi pendidikan terprospektif.  Penetapan para terseleksi dilakukan oleh 27 juri Business Inovation Center (BIC), pengusaha, pimpinan perusahaan dari berbagai perusahaan di berbagai sektor.

Inovasi metris ini berupa penyempurnaan metode hitung terstruktur di dunia yang saat ini masih menggunakan cara Tradisional/ Vertikal. Penyempurnaan ini akan membuat suatu Revolusi dalam cara berhitung. Dibandingkan dengan cara Tradisional, proses hitung Metris ternyata lebih mudah, efektif dan efisien. Sehingga bila disandingkan bersama, Metris dengan Tradisional maka secara revolusioner cara berhitung akan beralih ke Metris. Selain itu semua metode hitung cepat di dunia mampu disatukan oleh notasi pagar Metris.

Inovasi Metris berupa penyempurnaan cara berhitung Tradisional yang telah bertahan berabad-abad lamanya. Penyempurnaan dilakukan dengan bekerja secara lebih fokus pada nilai tempat bilangan menggunakan notasi pagar. Hasil perhitungan dengan cara ini menjadi lebih mudah, efektif dan efisien dari pada cara Tradisional. Inovasi ini akan merubah secara revolusioner cara berhitung di dunia pada abad ini.

Inovasi Metris dalam kreativitas angka mampu digunakan sebagai sarana untuk mengasah daya kreatif siswa sehingga nantinya dapat berimbas pada daya kreativitas dibidang lain.  Nah, kemampuan ini yang akan diasah, diuji dan telah dibuktikan dalam Olimpiade Kreativitas Angka. Perlu diketahui bahwa jenis Olimpiade ini yang pertama di Indonesia (Kompas).

Setelah mencermati paparan beberapa Inovasi Metris di atas, dapat disimpulkan bahwa Metris akan mampu memberikan kontribusi yang sangat besar untuk mencerdaskan anak bangsa dan berpotensi menarik devisa besar melalui pengiriman para pendidik ke luar negeri.  Inovasi Metris berpotensi ekonomi sangat besar. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan berhitung merupakan ilmu yang wajib diajarkan. Dengan asumsi 15% dari penduduk dunia yang berjumlah 5 Milyar adalah para pelajar (3/4 Milyar) maka potensi kapitalisasinya sangat besar dapat mencapai jutaan hingga milyaran dollar.  Selain itu bila kebijakan ini dilakukan secara terarah akan mampu menciptakan karakter lebih kuat sebagai bangsa dan negara yang kreatif di mata dunia International.  Hal ini dapat terjadi karena melalui pengajaran dan pengembangan Metris yang berkelanjutan akan mampu menciptakan Indonesia Hebat sebagai negara Pusat Pendidikan & Pengembangan Ilmu Hitung Dasar di Dunia.

Penulis : Stephanus Ivan Goenawan

Penemu Metris, Penerima rekor MURI & Piagam Kemenristek Business Inovation Center 2010 & 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun