Analisis Ekonomi, dapat mengkaji tentang:
- pendanaan dan sumber daya: ketersediaan dana untuk pendidikan, baik dari pemerintah maupun swasta, mempengaruhi kualitas fasilitas, penghasilan bagi guru, dan program-program pendidikan;
- kondisi ekonomi: tingkat pertumbuhan ekonomi dan kondisi ekonomi secara umum akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga, yang berdampak pada kemampuan orang tua untuk berkontribusi pada pendidikan anak-anak mereka;
- distribusi sumber daya: kesetaraan dalam distribusi sumber daya antara sekolah di daerah perkotaan dan pedesaan serta daerah terluar dapat mempengaruhi mutu pendidikan.
Analisis Sosial, dapat mengkaji:
- kondisi demografis: perubahan dalam komposisi penduduk, seperti urbanisasi dan pertumbuhan populasi, dapat mempengaruhi jumlah siswa dan kebutuhan infrastruktur sekolah;
- kesadaran pendidikan: tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan berkualitas mempengaruhi dukungan terhadap upaya peningkatan mutu sekolah;
- budaya dan nilai sosial: nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat tentang pendidikan dapat mempengaruhi partisipasi dan keterlibatan orang tua serta masyarakat dalam proses pendidikan.
Analisis Teknologi, dapat mengkaji mengenai:
- infrastruktur teknologi: ketersediaan dan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi di sekolah dapat meningkatkan metode pembelajaran;
- inovasi dalam pendidikan: penggunaan alat-alat pembelajaran digital dan platform e-learning dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan akses terhadap informasi;
- pelatihan guru: pelatihan berkelanjutan untuk guru mengenai penggunaan teknologi dalam pengajaran penting untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Analisis Lingkungan, dapat mengkaji tentang:
- kondisi lingkungan sekolah: lingkungan fisik sekolah yang bersih, aman, dan mendukung sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif;
- kesadaran lingkungan: pendidikan yang menekankan pada kesadaran lingkungan dapat membentuk siswa yang peduli terhadap lingkungan;
- perubahan iklim: dampak perubahan iklim, seperti bencana alam, dapat mempengaruhi operasi sekolah dan ketersediaan sumber daya.
Analisis Legal, dapat mengkaji tentang:
- peraturan dan standar pendidikan: kepatuhan terhadap peraturan dan standar pendidikan nasional dan internasional memastikan bahwa sekolah menjalankan praktek pendidikan yang diakui dan berkualitas;
- pemenuhan hak belajar: perlindungan hak-hak anak dalam pendidikan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas;
- kebijakan inklusi: kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif untuk semua kelompok masyarakat, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, dapat meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Untuk analisis lingkungan juga dapat menggunakan lima tahapan dalam Porter's Five Forces Model:
- Threat of New Competitor (ancaman dari pesaing baru): sekolah baru dapat menjadi ancaman bagi sekolah yang sudah ada karena mereka dapat menarik siswa dengan menawarkan fasilitas yang lebih baik, program akademik yang lebih menarik, atau biaya yang lebih rendah.
- Bargaining Power of Suppliers (kekuatan pemasok): dalam konteks sekolah, pemasok bisa berupa penyedia kebutuhan sekolah seperti buku, alat tulis, teknologi pendidikan, atau bahkan sampai pada tenaga pengajar. Jika pemasok memiliki sedikit pesaing, mereka bisa mempengaruhi harga dan kualitas.
- Bargaining Power of Buyers (kekuatan pembeli): siswa dan orang tua dapat dianggap sebagai "pembeli" dalam konteks sekolah. Mereka memiliki kekuatan untuk memilih sekolah berdasarkan kualitas pendidikan, biaya, fasilitas, dan faktor lainnya.
- Threat of Substitute Products or Services (ancaman produk atau jasa pengganti): ancaman ini datang dari alternatif lain yang dapat menggantikan kebutuhan pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Ini bisa berupa homeschooling, kursus online, atau lembaga pendidikan informal lainnya.
- Rivalry Among Existing Competitors (persaingan di antara pesaing yang ada): ini mengacu pada tingkat persaingan antara sekolah-sekolah yang sudah ada. Persaingan yang ketat dapat mempengaruhi biaya, kualitas pendidikan, dan inovasi dalam program pendidikan.
Analisis selanjutnya menggunakan analisis SWOT pada sekolah. Analisis yang sudah dilakukan sebelumnya dapat menjadi acuan dan referensi untuk menyusun analisis SWOT. Analisis SWOT mengkaji analisis lingkungan internal dan eksternal. Dalam menganalisis kondisi lingkungan baik internal terdapat dua faktor yaitu kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal dapat mengkaji peluang dan tantangan atau ancaman.
- Strenghts (kekuatan), apa yang membedakan sekolah kita dengan sekolah lainnya, apa yang menjadi kekuatan sekolah menurut pandangan pihak lain, dimana keunggulan sekolah kita dalam pendidikan;
- Weakness (kelemahan), bidang apa saja yang memerlukan perbaikan, faktor internal apa yang membatasi kesuksesan, adakah kesenjangan skill dalam tim;
- Opportunities (peluang), tren apa yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sekolah, apakah ada kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, apakah memungkinkan menjalin kemitraan;
- Threats (tantangan), faktor eksternal yang dapat merugikan sekolah, apakah pesaing memberikan tantangan baru, apakah ada faktor resiko dari luar dapat terkait dengan perubahan ketentuan atau kurikulum.
Dengan melakukan analisis, sekolah dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya dan mengembangkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah perlu memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya, mengatasi kelemahan yang ada, mengambil peluang yang tersedia, dan mengantisipasi tantangan atau ancaman yang mungkin terjadi. Strategi yang efektif harus melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan orang tua, untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Melalui pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan, sekolah dapat mencapai tujuannya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan bagi semua siswa.
Menetapkan Tujuan,Â
Untuk mendapatkan perkembangan guna peningkatan mutu yang lebih optimal, maka perlu ditetapkan tujuan dengan lebih jelas dan terukur. Penetapan tujuan dapat menggunakan SMART.
- Specific (spesifik), tujuan harus jelas dan spesifik sehingga warga sekolah dapat memahami apa yang hendak dicapai;
- Measurable (terukur), tujuan harus dapat diukur sehingga kemajuan dapat diukur dan dievaluasi;
- Achievable (dapat dicapai), tujuan harus realistis dan dapat dicapai;
- Relevant (relevan), tujuan mempunyai relevansi dengan visi dan misi sekolah serta berperan dalam peningkatan mutu pendidikan;
- Time-bound (batas waktu), tujuan memiliki batas waktu yang jelas untuk memastikan pencapaiannya.
Mengembangkan rencana strategis dan rencana tindakan