Saat ini arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Ini disebut dengan era revolusi industri 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.Â
Profesi teller bank tergantikan oleh mesin ATM, penjaga tol  tergantikan oleh e-toll, bahkan tak lama lagi profesi sopir taksi akan tergantikan oleh taksi tanpa awak yang dikendalikan oleh AI (artificial intelligent).  Buruh-buruh pabrik sudah tidak dibutuhkan lagi karena sudah ada robot yang menggantikan pekerjaan mereka.
Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di pembelajaran di sekolah pun dituntut untuk berubah agar tidak tergilas oleh jaman yaitu dengan pemanfaatan TIK. Siswa kita butuh lebih banyak sumber belajar agar dapat mengikuti perkembangan jaman. Sumber belajar yang kompleks dengan cakupan yang luas dan dalam itu tidak cukup bila hanya mendapatkan dari seorang guru dengan metode konvensional.Â
Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk mendapatkan sumber belajar yang tidak terbatas, yaitu media online. Di sisi yang lain guru juga harus mampu memberikan rambu-rambu agar siswa tidak terjerumus dalam jebakan-jebakan di dunia maya yang membahayakan bagi siswa yang sedang haus mencari sesuatu yang baru.Â
Banyaknya berita hoax, provokasi, bahkan pornografi selalu membayangi siapa saja yang mengakses internet apalagi media yang sangat digemari siapapun saat ini adalah media audiovisual. Jenis media ini menarik dan lebih konkrit karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar yang bersifat dapat didengar dan dilihat sehingga mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama.Â
Media audiovisual sangat efektif bila dimanfaatkan utnuk pembelajaran untuk membantu guru menyajikan materi pembelajaran yang menarik. Hasil riset di tahun 2015 akses internet untuk konten audio visual menempati posisi teratas.
Televisi Edukasi Dalam Genggaman
Televisi Edukasi yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pada tanggal 12 Oktober2004 bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TV Edukasi adalah peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.Â
Dengan diluncurkannya aplikasi mobile maka TV Edukasi menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat, terutama para pelajar. Saat ini aplikasi mobile TV Edukasi sudah dapat diunduh melalui gawai dengan mengakses Google Play dan Appstore.                   Â
Dengan semakin melimpahnya akses internet generasi ke 4 (4G) yang mencapai kecepatan 10 MBps maka konten audiovisual TV Edukasi akan semakin mudah diakses melalui internet. . Ini adalah solusi baru bagi TV Edukasi agar dapat diakses dengan mudah karena selama ini TV Edukasi mengalami kesulitan dalam penyiarannya karena terkendala regulasi. TV Edukasi saat ini dapat diakses dimana saja, kapan saja oleh siapa saja, karena setiap orang saat ini selalu membawa perangkat gawai kemanapun.
Untuk mendapatkan informasi mengenai jadwal siaran dalam aplikasi mobile TV Edukasi tersedia menu jadwal siaran harian. Menu Video on Demand, siaran langsung, TV Edukasi news, bahkan menu siaran radio Suara Edukasi juga telah tersedia. Untuk siswa yang ingin mengikuti Kuis Kihajar juga tersedia menu Kuis Kihajar.
Ensiklomedia Fitur Baru TV Edukasi
Ada satu fitur baru dalam aplikasi mobil TV Edukasi yaitu Ensiklomedia. Ensiklomedia berisi video dengan durasi pendek yang diunggah oleh pemirsa TV Edukasi. Video pendek tersebut berisi konten pembelajaran dengan kemasan yang sederhana tapi memiliki topik yang beragam mulai dari kategori agama, sains, ekonomi, sejarah, dan topik-topik lainnya yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Dalam fitur Ensiklomedia ini pemirsa dapat berbagi konten pembelajaran ke media sosial, memberikan komentar, tanggapan, serta mengunduh video. Setiap pengguna dapat mengunggah video di Ensiklomedia, namun tidak langsung dapat ditayangkan melainkan melalui proses pengkajian oleh Tim dari Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Pustekkom Kemendikbud.Â
Selain melakukan pengkajian Tim PTP Pustekkom juga memberikan nilai tambah terhadap video yang dikaji dengan menambahkan beberapa pranala luar yang merupakan topik terkait dan pranala dalam yang merupakan topik turunannya serta menambahkan gambar serta artikel sehingga konten video Ensiklomedia layak disebut dengan video hypermedia.
Konten video yang terpilih akan ditayangkan di TV Edukasi. Ada hadiah bulanan dan tahunan yang disediakan untuk kontributor Ensiklomedia untuk memberikan penghargaan dan rangsangan agar lebih memilih Ensiklomedia dibanding layanan lain di dunia maya.
E-Learning Berbasis Video
Dalam setiap konten video Ensiklomedia pemirsa dapat "membuka kelas" untuk melakukan pembahasan yang lebih mendalam dengan beberapa pengguna lain yang diundang. Untuk pembahahasan mendalam ini terdapat:
- Mengundang / mengajak teman
- menu chat,
- membuat soal,
- menambahkan play list untuk learning path,
- serta memberikan tugas berupa topik tantangan.
Tentunya pengembangan dan pemanfaatan konten Ensiklomedia tersebut memerlukan partisipasi semua pihak baik para guru dan siswa yang menjadi kontributor video, PTP yang mengkaji dan mengembangkan hypermedia, serta guru yang memanfaatkan e-learning berbasis video.Â
Dari sisi aplikasi dalam waktu yang tidak terlalu lama menu-menu dalam ensiklomedia akan terus bertambah seiring dengan inovasi-inovasi yang telah dirintis oleh Pengembang Teknologi Pembelajaran.Â
Ini merupakan tantangan bagi bagi para Pengembang Teknologi Pembelajaran agar terus berkarya dan menyambut datangnya era baru dalam pembelajaran di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H