Mohon tunggu...
Sigit Wahyu
Sigit Wahyu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Editor Majalah Bobo & Kidnesia.Com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Jalur Gaza Bukan Perang Agama

16 Juli 2014   22:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:08 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini, warga dunia menangis menyaksikan serangan brutal Israel di Jalur Gaza . Kenapa Jalur Gaza tak hentinya dilanda perang? Konflik di Jalur Gaza adalah konflik politik. Bukan perang agama antara Islam, Yahudi, dan Kristen. Tidak Manusiawi Saat kita sedang menyambut pesta demokrasi Pilpres 2014, kita dikejutkan dengan aksi militer Israel yang menjatuhkan ratusan bom di Jalur Gaza, Palestina. Kita dan warga dunia  menangis karena serangan brutal yang dilakukan Israel telah membunuh dan melukai ratusan  warga sipil, menghancurkan gedung dan rumah mereka. Kita mengutuk karena serangan Israel itu tidak manusiawi. Tidak berperikemanusiaan! Jalur Gaza terletak di pantai timur Laut Tengah atau Laut Mediterania. Luasnya 365 kilometer persegi. Sebesar kotaYogyakarta atau setengahnya kota Jakarta.  Seperti kita ketahui, Jalur Gaza merupakan wilayah Palestina. Semua warga dunia mengecam keras serangan Israel ke Jalur Gaza. Sumber foto: blogcdn.com Konflik Israel-Palestina Konflik Israel-Palestina bermula dari resolusi majelis umum Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 1947 yang membagi Palestina menjadi 3 bagian. Yaitu, wilayah Palestina, wilayah Israel, danJ erussalem sebagai zona internasional. Jerussalem dijadikan kawasan internasional karena tempat itu merupakan tempat suci bagi 3 agama, yaitu agamaYahudi, agama Islam, dan agama-agama Kristiani (Katolik, Protestan, dll). Pembagian wilayah tersebut sejak awal sudah cacat. Ibarat duri dalam daging, suatu saat akan menimbulkan infeksi. Betapa tidak, dalam penentuan batas-batas wilayah, Israel mendapat bagian lebih besar dibanding Palestina. Apalagi, pada 14 Mei 1948, Israel mendeklarasikan diri sebagai negara baru. Tentu saja rakyat Palestina tidak setuju sehingga terjadilah konflik antara Israel dan Palestina. Konflik Israel-Palestina melibatkan negara-negara Arab karena mayoritas penduduk Palestina merupakan suku yang berasal dari Arab, keturunan Nabi Ismail. Sedangkan bangsa Israel merupakan keturunan Nabi Yakub atau Israil (bani Israil) yang kini dikenal dengan sebutan Yahudi. Bangsa Israel Bangsa Palestina dan Israel sebetulnya masih satu nenek moyang, yaitu keturunan Nabi Ibrahim. Perkawinan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar melahirkan Nabi Ismail (bapak bangsa Arab termasuk Palestina). Perkawinan Nabi Ibrahim dengan Siti Sarah melahirkan Nabi Ishak, kemudian mempunyai anak Nabi Yakub alias Israil (bapak bangsa Yahudi). Keturunan Nabi Yakub disebut Bani Israil. Salah anak Nabi Yakub adalah Nabi Yusuf yang ketika kecil pernah dibuang oleh saudara-saudaranya. Ketika terjadi masa paceklik, Nabi Yusuf yang bekerja dikerajaan di Mesir mengajak Nabi Yakub dan saudara-saudaranya pindah ke Mesir. Sejak itu keturunan Nabi Yakub yang disebut Bani Israil jumlahnya semakin banyak. Pada masa pemerintahan Firaun, keadaannya berubah. Bangsa Israel dianggap menjadi ancaman karena banyak yang sukses. Firaun memperlakukan bangsa Israel sebagai budak. Dalam kisah Nabi Musa disebutkan, Nabi Musa memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir  menuju tanah yang dijanjikan, yaitu Palestina,  asal mereka taat kepada Allah. Tetapi selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan ingkar kepada Allah sehingga mereka dihukum tidak bisa memasuki Palestina dan harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Beberapa ratus tahun kemudian, ketika Nabi Daud menjadi raja bangsa Israel, wilayah kerajaannya meliputi tepi Sungai Nil hingga Sungai Efrat di Irak. Setelah pemerintahan Nabi Sulaiman, kerajaan Israel pecah menjadi dua. Bagian utara bernama Israel dengan ibukota di Samaria dan bagian selatan bernama Yehuda beribukota di Jerussalem.

jalur gaza
jalur gaza
Anggota Pramuka dari Palestina memrotes aksi militer di Jalur Gaza. Sumber foto: vosizneis.com Wilayah Perang Sejak ratusan tahun Sebelum Masehi, wilayah Palestina yang menjadi kekuasaan Israel menjadi wilayah perang. Pada tahun 800 SM wilayah Palestina dikuasai kerajaan Asyiria dan Babilonia, disusul Persia, Yunani, kemudian Romawi. Pada masa pemerintahan Babilonia, bangsa Israel diusir dari Palestina. Namun pada masa pemerintahan Persia, bangsa Israel diperbolehkan pulang. Saat Nabi Isa (Yesus) lahir, wilayah Palestina dikuasai Romawi. Karena sering terjadi pemberontakan, bangsa Israel diusir keluar dari Palestina. Sejak itu bangsa Israel tercerai berai ke berbagai penjuru dunia. Dengan masuknya Islam ke Palestina, bahasa Arab digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Israel yang semula beragama Yahudi pun banyak yang memeluk Islam. Tahun 638, di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab, seluruh Palestina dibebaskan dari penjajahan Romawi. Seluruh penduduk Palestina, baik yang Islam,Yahudi, maupun Kristiani hidup rukun karena kebebasan beragama dijamin. Kembali ke Palestina Beberapa ratus tahun kemudian, sekitar tahun 1850 bangsa Israel yang dikenal sebagai Yahudi yang tersebar di berbagai penjuru dunia mulai kembali ke tanah leluhurnya, Palestina. Alasan yang mendorong bangsa Israel kembali ke Palestina karena alasan sejarah. Pertama, menurut kitab suci, Palestina adalah tanah yang dijanjikan Allah kepada keturunan Nabi Ibrahim. Kedua, berdasarkan Deklarasi Balfour 1917 yang diadakan Inggris dan Prancis tentang pembagian daerah kekuasaan di Timur Tengah, yang menyebutkan menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina. Ketiga, berdasarkan resolusi majelis umum PBB 1947 yang membagi Palestina menjadi 3 wilayah: yaitu wilayah Palestina, wilayah Israel, dan Jerussalem masuk zona internasional karena dianggap suci oleh umat Yahudi, Islam, dan Kristiani. Jalur Gaza Sejak negara Israel dideklarasikan 14 Mei 1948, wilayah Palestina terus memanas. Apalagi Israel terus melancaran serangan di wilayah Palestina, sehingga terjadi perang antara Israel dan negara-negara Arab. Berdasarkan resolusi PBB, wilayah Palestina meliputi Tepi Barat  atau wilayah daratan di barat Sungai Yordan atau wilayah Yudea dan Samaria, serta Jalur Gaza di pantai utara Laut Tengah. Setelah perang antara Israel dengan negara-negara Liga Arab, Jalur Gaza dikelola oleh Pemerintahan Seluruh Palestina dan dilanjutkan oleh gubernur militer Mesir. Namun, pada tahun 1948, Israel merebut Jalur Gaza dan mendudukinya. Tahun 1993, dalam Perjanjian Oslo, Palestina diberi hak untuk membentuk pemerintahan sendiri. Sejak itu, Palestina dan Israel berbagai kekuasaan di Jalur Gaza. Palestina mengurus soal penduduk sipil. Sedangkan Israel mengurus wilayah udara, perairan, dan jalur perbatasan darat dengan Mesir. Tahun 2005, Israel menarik militer dan penduduk sipil Yahudi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Setelah  pemilu legislatif 2006, Jalur Gaza dikuasai oleh pemerintahan Hamas.
peta jalur gaza
peta jalur gaza
Wilayah Palestina, Jalur Gaza (Gaza Strip) terkepung di antara wilayah Mesir dan Israel. Bukan Konflik Agama Dari uraian di atas, kita jadi tahu bahwa konflik Israel-Palestina pada umumnya, atau Jalur Gaza pada khususnya, bukan merupakan konflik antara agama Yahudi dan Islam. Ini adalah masalah politik. Kalau saja Israel patuh pada perjanjian damai yang telah disepakati, Jalur Gaza seharusnya dalam keadaan damai. Serangan Israel di Jalur Gaza adalah kesalahan besar Israel karena Jalur Gaza merupakan wilayah Palestina. Serangan Israel di Jalur Gaza yang mengakibatkan ratusan warga sipil meninggal dunia dan luka-luka merupakan kejahatan perang. Kita sebagai warga dunia mengecam keras aksi Israel yang tidak berperikemanusiaan itu. Kita turut menyerukan kepada Israel untuk segara mengentikan aksi brutalnya. Apakah Israel sudah tidak punya hati? Karena kita punya hati, kita bersimpati kepada warga Palestina. Kita bersimpati karena penduduk Jalur Gaza saat ini tidak berdaya dan tidak bisa kemana-mana karena wilayahnya terkepung dengan wilayah Israel. Sumber foto:blogcdn.com, vosizneias.com, irishtimes.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun