Mohon tunggu...
Sigit Soebroto
Sigit Soebroto Mohon Tunggu... -

"Alon-Alon Asal Klakon"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Coach" Gara-Gara Kamu Salah Kostum, Tim Garudaku Loyo..."

10 April 2010   08:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup miris saya melihat wajah persepakbolaan nasional sampai saat ini. Terlebih lagi dengan prestasi tim garuda yang tak kunjung meraih sukses di pentas internasional. Walau banyak pelatih telah silih berganti menangani Bambang Pamungkas cs, tetap saja prestasi Timnas Garuda kita masih melempem.

Entah ini berkorelasi dengan prestasi Timnas kita atau tidak, ada satu fenomena menarik dalam benak saya ketika menyaksikan salah satu tayangan Liga Indonesia disalah satu stasiun swasta. Hal yang menggelitik saya ketika seorang komentator dan pembawa acara menyebut panggilan seorang pelatih dengan sapaan "coach". Sapaan ini dilakukan ketika pembawa acara sedang melakukan wawancara dengan pelatih kepala tim yang akan bertanding. Buat saya cukup aneh. Menjadi aneh karena kebiasaan memanggil seorang pelatih dengan kata "coach"  semakin latah dilakukan ketika pertandingan bola disiarkan di TV.

Sepantasnya mengganti akronim kata pelatih dengan istilah kebarat-baratan (coach) mulai dihindari. Menjadi penting hal ini karena saya melihat lunturnya nasionalisme kita menjadi gambaran maju mundurnya prestasi Timnas Garuda. Fenomena mengganti kata pelatih menjadi "coach" buat saya pribadi menjadi indikasi krisis nasionalisme kita sedang diuji. Identitas kita sebagai bangsa pun mulai tergerus dengan hal-hal sepele semacam ini.

Yang tidak kalah konyol, krisis nasionalisme ini semakin menjadi ketika beberapa kali dalam sebuah kesempatan, pelatih Timnas Garuda saat ini menggunakan atribut (kaos) seragam Timnas negara lain. Dengan gagah dan wibanya, sang pelatih berargumentasi perihal gagalnya prestasi Timnas kita karena masalah moral, disiplin, dan kurang semangatnya anak didiknya ketika bermain di lapangan.

Pelatih atau "coach" ini sebaiknya juga harus mengintrospeksi dirinya ketika tampil di publik. Apa yang dikenakannya (Kaos Timnas negara lain) mencerminkan sisi nasionalisme seorang pelatih patut juga dipertanyakan. Publik akan menertawakan sang "coach" karena dirinya sendiri saja belum mampu memberikan contoh kecil bagaimana sakralnya sebuah Kaos Timnas Garuda. Walau sang "coach" tidak bermain bola di lapangan, sebagai seorang pemimpin dia harus memberikan contoh-contoh kecil dalam menghargai dan membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa cinta kepada Timnas Garuda. Belum lagi proses tayangan Liga Indonesia yang jadi hiburan gratis bagi insan sepakbola mulai dibumbui dengan istilah asing yang kadang kebarat-baratan dan cenderung kurang mendidik.

Sudah waktunya dunia persepakbolaan tanah air dibangun dari rasa cinta kepada bangsa. Semua elemen bangsa ini harus bangga kepada budaya, bahasa, dan tentu saja seragam Timnas Garuda. Di negara-negara Eropa yang notabene banyak timnasnya dikepalai oleh pelatih asing sangat jarang kita temui seorang pelatih memakai atribut lain selain Timnas yang sedang mereka tangani. bahkan saya belum pernah melihatnya. Mereka tetap profesional, termasuk mempelajari lagu kebangsaan negara yang sedang mereka latih untuk dinyanyikan ketika ceremonial sebuah pertandingan antar negara dilakukan.

Fenomena penggunaan istilah "coach" dan pemakain seragam yang keliru (pendapat saya pribadi) sebagai salah satu bentuk kemunduran dunia persepakbolaan nasional kita. Sikap profesionalisme saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan rasa cinta kepada bangsa dan negara saat membangun sebuah Timnas yang mampu berprestasi. Jangan harap Tim garuda akan terbang lebih tinggi jika elemen-elemen pendukung tidak memberikan pembelajaran yang baik kepada masyarakat untuk mencintai Timnasnya saat bertanding. Semoga hal-hal seperti ini tidak terulangi dan menjadi koreksi bagi seluruh elemen bangsa dalam memajukan Timnas Garuda di tingkat Internasional. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun