Rapat ibu-ibu kader POSYANDU ‘Anggrek 09’ diadakan di garasi rumah saya pada hari Minggu siang yang lalu. Dalam kondisi temperatur suhu di luar rumah yang panas menyengat, para kader hadir dan mendengar pidato pemaparan dari Ketua dan Sekretaris.
Saya bisa mendengar materi pidato yang disampaikan dalam rapat meskipun tidak ikut serta hadir. Saya menguping materi pidato para ibu kader tersebut dari dalam rumah. Beberapa poin penting saya ingat dan saya ketik dalam tulisan di Kompasiana dan juga sebagai bahan diskusi saya dengan istri saya yang termasuk anggota kader POSYANDU.
Pertama kali Ketua kader POSYANDU meyampaikan pidato pengantar tentang kendala yang menghadang program pelaksanaan penimbangan Balita dan kemajuan yang telah diraih oleh POSYANDU ‘Anggrek 09’. Ketua juga menyampaikan ‘kabar buruk’ bahwa bantuan dari Bupati Bogor yang menjadi sumber dana pelaksanaan program POSYANDU diperkirakan akan ditunda karena pak Bupati baru saja ditangkap oleh KPK. Dana bantuan sebesar satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah yang sedianya akan diberikan oleh Pemkab Bogor melalui aparat Desa, hingga saat rapat diadakan belum dapat dipastikan turunnya. Menurut rencana dana itu akan dibagi untuk membiayai kebutuhan peralatan POSYANDU yang telah rusak dan honor bagi para kader. Namun untuk mendapatkan dana itu pengurus POSYANDU harus membuat proposal penggunaan dana terlebih dahulu.
Usai kata sambutan oleh Ketua, dilanjutkan dengan uraian tugas POSYANDU oleh Sekretaris POSYANDU. Pertama, sekretaris memberitahukan bahwa kegiatan lokakarya mini yang secara rutin diadakan di Puskesmas menurut rencana akan dilakukan dengan menggilir para peserta. Alasan penggiliran karena ruang untuk kegiatan ‘lokmin’ dianggap tidak cukup untuk menampung semua peserta yang semakin banyak. Kedua, jumlah peserta POSYANDU semakin menurun, sehingga akan berpengaruh pada penilaian prestasi ‘POSYANDU Anggrek 09’ yang selama ini dinilai terbaik se desa. Ketiga, Penekanan ulang kepada para kader tentang pentingnya urutan tugas saat menimbang Balita. Akhir-akhir ini urutan proses penimbangan mulai banyak dilanggar oleh para ibu pembawa Balita maupun para kader yang melayani penimbangan. Urutan yang harus diikuti dalam penimbangan, adalah: Mendaftar, mengecek KSM, menimbang Balita, mengambil makanan tambahan, dan mengikuti konsultasi. Pelayanan terhadap para Lansia juga perlu ditingkatkan lagi terutama ketersediaan obat-obat yang diperlukan oleh para lansia pada saat mereka mendatangi POSYANDU. Seringkali para Lansia sering dikecewakan karena bidan peninjau tidak membawa obat yang dibutuhkan.
Faktor lokasi tempat penimbangan POSYANDU yang berada di dalam area mesjid perumahan ternyata menjadi faktor penurunan peserta penimbangan. Sebelum dipindah ke tempat tersebut, pelaksanaan penimbangan dilakukan di rumah saya selama bertahun-tahun. Pemindahan lokasi tempat penimbangan diduga menjadi penyebab keengganan ibu-ibu yang se RT dengan saya membawa Balitanya untuk kontrol berat badan di POSYANDU. Mungkin karena dianggap semakin jauh letaknya.
Penempatan barang-barang inventaris POSYANDU di area terbuka (tempat parkir motor mesjid) juga menjadi salah satu penyebab penggunaan mangkuk dan gelas yang dilakukan oleh berbagai pihak. Banyak yang menggunakan peralatan tersebut lalu mengembalikannya dalam kondisi kotor.
Usai penutupan rapat, ibu-ibu kader lalu makan siang bersama dengan lauk Balado telor, ikan asin goring, dan sayur Asem.
Saya merasa ikut prihatin setelah mendengar minimnya dana operasional kegiatan POSYANDU yang diperoleh dari pemerintah Kabupaten. Program pengajuan pembangunan tempat POSYANDU yang pernah saya dengar pada tahun 2010, hingga kini juga tidak pernah terwujud. Untuk itu saya lalu mengajukan diri kepada istri saya, bersedia menyumbang sejumlah uang dalam jumlah tidak seberapa, setiap bulan, untuk membantu operasional POSYANDU. Saya mengusulkan pada istri saya untuk melakukan pendekatan pada beberapa kepala keluarga yang diperkirakan mau memahami arti penting POSYANDU bagi kesehatan anak-anak. Kesediaan menyumbang POSYANDU belum tentu ditanggapi secepat bila meminta sumbangan untuk memperluas bangunan tempat peribadatan yang lebih menjajnjikan pahala kehidupan akherat. Saya percaya bahwa dalam kesenyapan para penyumbang dana dan keikhlasan para kader, program POSYANDU di RW tempat tinggal saya, akan tetap berlangsung tanpa henti dalam kondisi dan sarana yang sederhana.
13 Mei 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H