Pertama kali menonton film kartun anak-anak berjudul: 'Masha and the Bear', saya langsung terpikat. Entahlah, saya lupa waktu menonton film tersebut pertama kali. Yang pasti, Â sosok Masha tak lama kemudian langsung populer, jadi hiasan di tas-tas ransel anak-anak sekolah, serta kaos oblong.
Seperti halnya film kartun, berjudul 'Shaun the Sheep', yang bercerita tentang kehidupan peternakan di sebuah Negara Eropa (mungkin di Irlandia, atau Skotlandia, atau England), saya juga langsung menyukai. Mungkin karena penggambaran suasana sehari-hari dalam kisah para domba tersebut, membuat saya semakin tahu kehidupan peternakan di Negara-negara tersebut.
Akan tetapi dibandingkan dengan film 'Masha', film 'Shaun' tidak tampak memperlihatkan detail yang menjadi ciri khas tradisi Negara tersebut. Saya hanya bisa melihat sebuah benda yang menjadi ciri khas dari sebuah Negara pulau di sebelah barat daratan Eropa itu, yakni: jeep Land Rover, yang merupakan kendaraan pribadi milik bos peternakan.
Dalam film 'Masha', saya bisa melihat sebuah hutan asli di Rusia. Di dalam hutan itu terdapat berbagai binatang, yakni: Beruang coklat 'Grizzily', serigala, tupai, kelinci, dan lain-lain. Sosok bernama Masha juga digambarkan selalu memakai kerudung berwarna pink, seperti yang sering saya lihat pada pakaian gadis-gadis dan ibu-ibu dalam tayangan  tentang suasana pedesaan di Rusia.
Pernak-pernik di ruangan, rumah sang beruang 'Bear' juga menampilkan benda-benda yang sangat khas. Benda-benda itu, adalah: Kulkas, jam dinding, blender buah, kursi duduk, sarang lebah madu, dan lain-lain. Semuanya menggambarkan keadaan wilayah pinggiran Negara Bangsa Slavia tersebut. Hal itulah yang sangat menarik bagi saya. Rusia, meskipun mampu menjadi negara pesaing Amerika namun masih ada wilayah yang tetap menjaga keasliannya.
Hal lain yang menarik tentulah kisah kenakalan Masha ketika sehari-hari memaksa sang beruang untuk melayani permintaannya : bermain-main di sekitar hutan, dekat rumah tempat tinggal sang beruang. Beruang yang berbadan tinggi besar itu ternyata dapat diperintah dan ditaklukkan oleh gadis balita yang hyperaktif dan kreatif.
26 Februari 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H