Pesawat MIG Albania.
Dalam kisah sejarah Angkatan Udara Republik Indonesia kita ketahui bahwa pesawat-pesawat MIG yang pernah kita miliki ternyata hanya digunakan beberapa tahun saja. Padahal ditilik dari kehandalannya, pesawat-pesawat buatan Soviet dan sekutunya itu terbukti mudah dirawat serta kokoh. Karena ada rasa penasaran untuk melihat aksi terbangnya saya lalu menonton di’You Tube’
Dalam tayangan ‘You Tube’ saya beruntung bisa melihat aneka ragam tayangan tentang pesawat MIG dari berbagi negara. Salah satu yang membuat saya terkesan, adalah aksi terbang pesawat MIG milik Angkatan Udara Albania. Mereka ternyata pengguna MIG terbanyak. Khususnya jenis MIG seri-seri awal yang serupa dengan milik Angkatan Udara Indonesia.Â
Saya mengagumi kesanggupan Albania merawat pesawat- pesawat tempur MIG yang dimilikinya hingga bisa digunakan selama puluhan tahun. Pada tayangan video terlihat tulisan tahun ‘1965 – 2004’. Artinya, pemerintah Albania masih bisa menggunakan pesawat-pesawat tempur tersebut selama hampir 40 tahun (!).
 Mungkin terlihat aneh membandingkan pesawat MIG era 60-an milik Angkatan Udara Albania dengan pesawat tempur milik negara-negara tetangga Albania di Eropa Barat yang lebih modern dan tentu saja mahal, pada masa akhir penggunaan MIG milik Albania (tahun 2004). Namun inilah kelebihan Albania. Meskipun pesawat-pesawat MIG tersebut sudah dipensiun dari tugas, mereka masih menyimpannya dengan rapih dan hati-hati di lorong bunker beton bawah tanah. Â
Berbeda dengan Albania, dokumentasi tentang  pesawat-pesawat MIG  Angkatan Udara Indonesia, sangat minim. Saya hanya menemukan beberapa sisa pesawat yang disimpan di museum. Tayangan rekaman film dokumenter juga tidak memadai. Tayangannya kurang ‘patriotik’ dibandingkan video propaganda AU Albania.
Jenis-jenis pesawat tempur yang beraneka ragam dari berbagai negara akhirnya juga membuat kebingungan untuk menunjukkan identifikasi karakter. Masuknya F-16 ‘Fighting Falcon’ dari Amerika ke dalam Angkatan Udara Indonesia yang terkesan modis membuat Angkatan Udara Indonesia terlihat agak fashionable. Keberadaan F-5E ’Tiger’ yang datang lebih awal (1983-an) masih cukup mencerminkan kejantanan karena usia pakainya juga sangat lama (hingga kini belum dipensiunkan). Selain itu F 5E juga mempunyai reputasi dalam sejarah perang Vietnam.
Urusan membeli pesawat tempur bukan hanya masalah keinginan untuk senantiasa memperbarui armada dengan teknologi terkini, namun juga pada ‘bagaimana kemampuan menjaga ketetapan sikap’ disertai ketekunan merawat persenjataan lama hingga masih bisa disajikan ‘karakter sejarah yang menyertainya’.
Mungkin bila warna kamuflase Sukhoi diganti denga warna polos mirip logam alumunium, kelihatannya kenangan terhadap pesawat-pesawat MIG terdahulu bisa muncul kembali. Ini hanya harapan saya sebagai warga negara yang masih menyukai era pesawat MIG mengangkasa di Indonesia.
21 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H