Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

'Ponyard Pora' di Gedung AH. Nasution, Akmil, Magelang

11 Juni 2012   14:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:06 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi upacara pernikahan tentu memilki kesan mendalam bagi para undangan, apalagi bagi warga negara asing.  Peristiwa sacral dalam pernikahan ditandai dengan ucapan akad nikah yang dilakukan oleh orang tua laki-laki sang mempelai perempuan kepada  mempelai laki-laki , dengan disaksikan oleh mempelai perempuan dan  saksi-saksi dari kedua belah pihak, dibawah pengaturan seorang hakim nikah laki-laki. Proses upacara pernikahan akan dilanjutkan dengan berbagai cara, diantaranya:  mempertemukan kedua mempelai lalu dilanjutkan dengan jalan berdampingan menuju ke pelaminan. Semuanya terlihat agung sebagaimana tujuan pernikahan itu sendiri, yakni untuk menyatukan tekad membentuk sebuah keluarga yang dicita-citakan sesuai agama yang dianutnya, melanjutkan keturunan, serta memperluas ikatan keluarga. Sebuah prosesi yang  khas dilakukan oleh kalangan militer sempat saya saksikan dalam upacara pernikahan yang saya hadiri beberapa hari yang lalu, di Magelang. Upacara yang dilakukan oleh para taruna 'Akademi Militer (Akmil)' tersebut baru pertama kali ini saya saksikan. Makna dari pelepasan para taruna terhadap seniornya yang telah membina kehidupan rumah tangga itu diberi nama: 'Ponyard Pora'.  Urutan prosesi ala militer tersebut tampak meniadakan prosesi tradisional yang biasa dilakukan oleh mempelai dari kalangan sipil. Mungkin bila kedua mempelai hendak menyelenggarakan upacara pernikahan secara tradisional, mereka harus melakukannya setelah prosesi ala militer. Setidaknya seperti itu yang saya saksikan kemarin. Prosesi 'Ponyard Pora' ditandai dengan satu peleton drumband Akabri Darat yang berdiri saling berhadapan di sepanjang karpet merah. Pada barisan dekat dekat pintu masuk berdiri empat pasang pemegang alat music drum. Pakaian para pemegang drum tersebut berupa baju terusan loreng kamuflase yang sekilas mirip baju loreng 'Kopassus' serta baju loreng tentara Belanda ketika mendarat di Indonesia menghadapi gerilyawan Republik. Tak ketinggalan kepala harimau dan kulit loreng hewan langka yang hampir punah dari hutan Sumatra juga bertengger di kepala para penabuh drum tersebut. Kemungkinan besar kulit hewan harimau dan macan tutul tersebut telah digunakan selama puluhan tahun sejak terbentuknya grup drumband Akabri tersebut. Ketika masih anak-anak saya mengingat diri saya sempat ketakutan melihat para penabuh drum berpakaian harimau tersebut melakukan atraksi meliuk-likukan badannya sambil menahan drum di dadanya dan melakukan atraksinya secara energik, ketika mereka berdefile di jalan Malioboro. [caption id="attachment_187373" align="aligncenter" width="300" caption="Macan Tidar, penabuh "][/caption] [caption id="attachment_187380" align="aligncenter" width="300" caption="Sang mayorette. Sosok taruna terjangkung."]

1339424711679635311
1339424711679635311
[/caption] Beberapa saat kemudian terdengar tiupan terompet yang berjumlah enam atau tujuh orang taruna memperdengarkan nada khas yang juga sempat membuka ingatan saya terhadap nada tersebut. Kemudian selesai tiupan terompet, semua memukul alat drumband nya dengan nada ritmik pelan. Suara itu dibangun oleh dua alat music, yaitu: 'tennor' dan' drum'. Perlahan-lahan sepasang mempelai berjalan menapaki karpet merah menuju ke pelaminan. Ketika mempelai melintas di hadapan barisan para taruna yang berdiri sambil menempelkan pisau komandonya di depan wajahnya, maka sepasang demi sepasang, para taruna yang saling berhadapan lalu berjalan mengekor di belakang sang mempelai, hingga kemudian semuanya membentuk lingkaran, mengelilingi mempelai yang berdiri di tengah-tengah para taruna. Para taruna kemudian mengacungkan pisau komandonya mengarah ke bawah, dilanjutkan dengan acungan pisau mengarah ke atas. Pembawa acara lalu member penjelasan makna masing-masing gerakan tersebut kepada para undangan. Makna yang terkandung dari sikap tersebut diantaranya adalah: menunjukkan tetap terjalinnya hubungan antara para senior dan adik-adik dalam almamater Akabri darat, serta agar hidupan berumahtangga yang telah dilaksanakan dapat tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Berikutnya sang mempelai laki-laki memperoleh cincin kehormatan yang disematkan oleh seorang perwira tinggi komandan kesatuan militer, sedangkan mempelai perempuan mendapat baju kehormatan selaku anggota Persit Kartika Candra Kirana (organisasi perempuan istri anggota TNI) dari istri sang komandan tersebut. [caption id="attachment_187374" align="aligncenter" width="374" caption="Barisan taruna saling berhadapan."]
13394243461622466308
13394243461622466308
[/caption] [caption id="attachment_187377" align="aligncenter" width="375" caption="Mempelai dan taruna berfoto bersama."]
13394245371772681763
13394245371772681763
[/caption]
1339424622902301685
1339424622902301685
Acungan pisau komando disamping mempelai. Berikutnya seorang taruna membacakan sajak yang memuat harapan-harapan agar mempelai (sang senior) yang telah menempuh kehidupan baru dapat menjalani kehidupan berumahtangga dan karir militernya  dengan teguh sebagai awal dari sebuah perjuangan. 'Pernikahan bukan hanya sebuah suka cita melainkan juga suka-duka yang harus dihadapi dengan keteguhan dan kesabaran'. Seusai acara 'Ponyard Pora' para undangan langsung dapat menyantap hidangan yang tersedia bersama-sama dengan para taruna anggota drumband. Saya perhatikan para taruna tersebut makan dengan lahap hidangan yang tersedia. Tubuhnya tinggi-tinggi dan tentunya sehat dan atletis. 'Selamat menempuh hidup baru adikku: Lettu Infanteri Satrio Budi Bowo Leksono dan Hening Hayuningrum. S. Sos, MBA.' 11 Juni 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun