Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu...

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

F-28, 'Kyai Langgeng Airlines' Mendarat di Magelang

11 Juni 2012   08:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Magelang, kota tempat pendidikan bagi para taruna Akademi Militer. Kota yang berhawa sejuk, terletak dipertengahan antara ruas jalan Semarang - Jogja. Kota yang telah puluhan tahun tidak lagi saya kunjungi. Sebuah kenangan pernah singgah dalam ingatan saya, ketika tahun 1980-an saya sempat menginap beberapa malam di mess Progo, dalam kawasan kompleks 'Akademi Militer'. Suasana yang sama masih tetap saya rasakan, meskipun telah puluhan tahun yang silam, saya tidak lagi menginjakkan kawasan tersebut. Kabut masih tetap memayungi ruas jalan Gatoto Subroto. Sementara bangunan-bangunan militer yang dibangun pada tahun 1960-an masih tetap kokoh tegak berdiri dengan gagahnya. Saya datang kembali ke 'Kota gethuk', sebutan khas bagi Magelang, dalam rangka menghadiri pernikahan adik sepupu saya. Suatu kebanggaan tersendiri dapat menyaksikan pernikahan yang dilangsungkan dalam tradisi militer 'Ponyard Pora'. Upacara pernikahan dan resepsi berlangsung di gedung Abdul Haris Nasution, sejak pukul 10.30 hingga pukul 14.00. Kebahagian terpancar dari kedua mempelai serta para undangan keluarga yang hadir. Setelah selesai mengikuti prosesi pernikahan, saya pulang menuju ke Jogja. Namun sebelum perjalanan meninggalkan kota Magelang saya menyempatkan untuk mengunjungi obyek wisata, bernama: 'Kyai Langgeng', yang berada di tepi kota, berdekatan dengan sungai Progo. Obyek wisata 'Kyai Langgeng' merupakan tanah lembah  yang didesain dengan lansekap taman wisata. Suasananya sangat sejuk, dengan hiasan patung dinosaurus, kolam renang, perahu bermain, kebon binatang mini, dan joglo untuk acara keluarga. Sebuah lokasi wisata yang tidak terlalu luas namun dapat menjadi oase bagi warga Magelang dan kota-kota disekitarnya untuk menemani anak-anaknya berekreasi. Satu hal yang paling menarik perhatian saya saat kemarin memasuki lokasi obyek wisata 'Kyai Langgeng', adalah: sesosok pesawat penumpang jet berukuran sedang yang dipajang dekat dengan pintu keluar. Pesawat jet tersebut langsung membuka memori saya terhadap armada maskapai penerbangan nasional 'Garuda Indonesian Airways' di era 1980-an, ketika saya sempat melihat sosok pesawat itu  dalam jarak pandang paling dekat, yakni ketika saya melihatnya melakukan landing dan take- off di Bandar udara Ahmad Yani, Semarang. Ketika itu saya melihat pesawat tersebut masih dibalut warna merah oranye dan logo 'GIA' yang asli. Penerbangan menggunakan pesawat jet pada masa itu juga masih merupakan 'barang mewah' bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Selain mahal,  maskapai  yang melayani penerbangan juga hanya beberapa, selain GIA, yakni: MNA dan penerbangan perintis. Pesawat Fokker F-28, buatan pabrik pesawat terbang penumpang Fokker, Belanda, disamping pesawat DC-9, buatan pabrik Mc Donnel Douglass, Amerika, merupakan tulang punggung maskapai GIA yang paling mudah dihapal dan mengukir sejarah penerbangan pesawat komersial  jet domestic  di angkasa Indonesia.  'Apakah F-28 masih digunakan pada masa sekarang?'. Yang jelas saya tidak pernah lagi mendengar kiprahnya di tengah-tengah  modernisasi  armada pesawat maskapai-maskapai  baru yang bermunculan di tanah air. Pesawat terbang jet saat ini lebih didominasi oleh perusahaan Boeing, dengan seri yang sangat banyak sehingga sulit dihapalkan. Sosok F-28 yang 'nyasar' berada di lembah 'Kyai Langgeng' berwarna putih dengan tulisan 'Kyai Langgeng Airlines'. Nama maskapai yang tidak dikenal di Indonesia. Bahkan Magelang sekalipun tidak memiliki Bandar udara penerbangan.  Namun aneh bila terbersit ide memajang pesawat penumpang jet di tempat tersebut. Meskipun tampak aneh bagi saya (biasanya pesawat yang dipajang adalah pesawat latih milik TNI AU bermesin baling-baling atau paling besar adalah pesawat penumpang bermesin baling-baling: DC-3 'Dakota'), namun ide tersebut sangat bagus untuk menambah pengetahuan penerbangan bagi warga Magelang. Penyajian pesawat F-28 juga sangat spektakuler (untuk ukuran kota kecil Magelang). Pesawat diletakkan di atas ketinggian tanah, dengan jarak satu meter. Kemudian untuk menciptakan suasana mirip Bandar udara, di bawah badan pesawat diletakkan seperangkat 'Loud speaker' yang mengeluarkan bunyi desingan mesin jet pesawat tatkala hendak take -off. Suara menggelegar terdengar di telinga saya dalam jarak seratus meter dari sosok pesawat. Sungguh-sungguh suasana yang menggetarkan. Saya langsung teringat dengan musibah SSJ 100 yang belum lama ini terjadi di Gunung Salak, Bogor. Bukti kenangan itu terwujud tatkala ada seorang pengunjung yang berkomentar: "Pak, jangan menabrak gunung ya !", ketika saya sedang duduk merasakan suasana 'cockpit' pesawat yang sangat sempit. Saya tersenyum pahit menanggapi celetukan bapak yang berada di pintu pembatas antara kabin penumpang dan cockpit pilot sambil menjaga anak balitanya yang duduk di kursi sebelah saya. [caption id="attachment_187284" align="aligncenter" width="365" caption="Roda pendarat."][/caption] [caption id="attachment_187285" align="aligncenter" width="358" caption="Penulis hendak masuk pintu."]

1339402191743589674
1339402191743589674
[/caption] [caption id="attachment_187286" align="aligncenter" width="358" caption="Black box pesawat (dalam kabin)."]
13394023462018714287
13394023462018714287
[/caption] [caption id="attachment_187287" align="aligncenter" width="370" caption="Tampak utuh pesawat."]
13394024401233878915
13394024401233878915
[/caption] [caption id="attachment_187288" align="aligncenter" width="385" caption="Dua mesin jet di bagian belakang (ekor)."]
1339402500911368861
1339402500911368861
[/caption] [caption id="attachment_187289" align="aligncenter" width="387" caption="Sebagian ekor pesawat."]
1339402589520284575
1339402589520284575
[/caption] [caption id="attachment_187291" align="aligncenter" width="354" caption="Atap cockpit."]
1339402772297647250
1339402772297647250
[/caption] [caption id="attachment_187292" align="aligncenter" width="402" caption="Jendela pesawat (ingat foto SSJ 100)."]
13394028221825167773
13394028221825167773
[/caption] [caption id="attachment_187293" align="aligncenter" width="398" caption="Kamar cockpit pesawat."]
1339402894682264963
1339402894682264963
[/caption] [caption id="attachment_187294" align="aligncenter" width="382" caption="Miniatur pesawat terkini dipajang di kabin."]
13394029511319331551
13394029511319331551
[/caption] [caption id="attachment_187298" align="aligncenter" width="421" caption="Poster foto spesifikasi pesawat."]
13394031001153519476
13394031001153519476
[/caption] [caption id="attachment_187299" align="aligncenter" width="418" caption="Pengunjung mengamati foto pemasangan pesawat."]
13394031892071525891
13394031892071525891
[/caption] [caption id="attachment_187300" align="aligncenter" width="405" caption="Mesin F-28 Rolls Royce sprey 550."]
1339403257790774148
1339403257790774148
[/caption] Saya menghabiskan waktu setengah jam untuk memotret suasana kabin pesawat, mencium aroma bau apek kursi-kursi penumpang yang terbungkus kain biru serta membayangkan siapa saja penumpang yang beruntung dapat merasakan penerbangan pesawat bersejarah ini. Setelah puas melihat foto-foto proses pemasangan pesawat F-28 'Kyai Langgeng Airlines' yang konon didatangkan dari Bandar udara Juanda Surabaya, saya lalu beranjak pulang meninggalkan obyek wisata Kayi Langgeng, pada pukul 16.00. Sebuah kepuasan dan perasaan salut terasa di dada saya atas prakarsa luarbiasa memajang F-28 di obyek wisata itu. Kehebatan F-28 'Kyai Langgeng Airlines' bahkan lebih terasa daripada DC-9 "Garuda Indonesia' yang dipajang di TMII, Jakarta, disebabkan efek suara menggelegar yang muncul dari F-28. Sedangkan DC-9 di TMII hanya berdiri diam membisu tanpa informasi apapun yang bisa diperoleh pengunjung. 11 Juni 2012.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun