Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu...

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Prabu Setyaki dan Kompas Minggu

30 Mei 2011   01:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_111325" align="aligncenter" width="527" caption="Citraksi. Citraksa, bertekuk lutut di hadapan Setyaki."][/caption] Beberapa hari ini saya terusik sambil memelototi karya seni relief yang tergantung di tembok luar dinding rumah saya. Relief itu saya buat dari semen putih dan alas tripleks. Relief yang saya buat, sekitar 5 tahun yang lalu, tersebut melukiskan adegan  Prabu Setyaki sehabis berkelahi dengan dua adipati dari Korawa, yaitu: Citraksi dan Citraksa. Meskipun dikeroyok dua adipati dari Korawa, Prabu Setyaki tetap sanggup melawan dan mengalahkannya. Saya sejak kecil memang terkesan dengan sosok Setyaki, terutama saat melihat gambarnya di deretan gambar wayang, sejenis mainan masa anak-anak yang sering dipakai untuk aduan. Dalam buku yang saya punyai, disebutkan bahwa Setyaki atau Satyaki, adalah kesatria dari Kraton Lesanpura atau Pambutulan. Dia adalah adik ipar Prabu Kresna, sebab Setyaki adalah anak Prabu Satyajid.  Diceritakan bahwa Prabu Setyajid juga mempunyai  anak perempuan yang bernama Setyaboma, yang merupakan kakak perempuan Setyaki, yang diperistri oleh Prabu Kresna. Kisah tentang Setyaki tidak banyak saya ketahui. Namun yang saya tahu kesatria ini pembela setia keluarga Pandawa saat berhadapan dengan adipati-adipati dari Korawa yang congkak dan sombong, dalam laga peperangan. Ada yang pernah menyebutkan bahwa Setyaki memiliki sifat-sifat seperti Werkudara atau Bima, ksatria Jodipati,  anak ke-2 dari Pandu (ayah dari keluarga Pandawa Lima) dengan Dewi Kunti. Bima memiliki sifat-sifat: Kesentosaan, Keadilan, Keteguhan hati, Jujur, dan Berwibawa, menjunjung tinggi kehormatan Pandawa. Oleh sebab kesamaannya itu, ada yang menyebut Setyaki adalah 'Bima bungkik' (Bahasa Jawa, artinya: Bima yang bertubuh kecil). Dalam suatu kisah pewayangan, Setyaki harus maju ke medan laga, beradu kesaktian  melawan adipati-adipati dari Korawa. Saya mengibaratkan lawan tanding yang seimbang bagi Setyaki adalah Citraksi dan Citraksa. Citraksi dan Citraksa, sebagaimana penggambarannya, adalah sosok yang sombong (wajah menengadah ke atas), bersuara cempreng tapi keras,  tidak sabar. Karena sifat-sifatnya yang tinggi hati tersebut, maka dalam episode 'tanding ing palagan' (perang di medan laga), keduanya selalu kalah, dan lari atau melarikan diri atau 'tinggal gelanggang , colong playu' (Bahasa Jawa, artinya: Meninggalkan medan laga, mencari kesempatan melarikan diri). Sungguh merupakan sifat-sifat khas Korawa. Sambil merenungkan adegan relief tersebut, saya membuka halaman komik strip Kompas Minggu, 29 Mei 2011. Entah mengapa perasaan saya tiba-tiba nyambung dengan adegan relief yang sedang saya amati. Semua komik strip di Kompas Minggu tersebut, sangatlah telak menyindir situasi terkini yang sedang hangat, yakni tentang: korupsi dan ricuh organisasi olahraga. Saya melihat tokoh 'Timun', 'Konpopilan' dan 'Mice', harus menerima kenyataan jatuh 'KO' (Knock out), akibat respon keluarganya (Timun),  teman-teman binatang hutan (Konpopilan), dan MU - Barca  (Mice). Apa hendak dikata, hanya inilah yang dapat saya tuliskan sebagai renungan bersama di akhir bulan Mei tahun 2011. Salam kejujuran. 29 Mei 2011.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun