Polisi memang profesi menjajikan. Khususnya dilihat dari gemebyarnya sosok polisi dalam struktur social masyarakat. Pangkat dan jabatan tentu saja akan menyertai karir seorang polisi. Pembicaraan paling hangat pada khalayak maupun berita televisi teraktual tentang kenaikan karir pangkat untuk sebuah profesi pekerjaan, kelihatannya hanya ditujukan pada insitusi penegak hokum tersebut. Bahkan kelihatannya bisa mengalahkan berita kenaikan pangkat dan karir dalam TNI. Polisi yang kehidupannya biasa-biasa saja terlihat sedikit dibandingkan dengan polisi yang mempunyai kehidupan sejahtera. Petunjuk sejahtera saya lihat dari kesanggupannya membeli mobil. Meskipun hanya mobil bekas.
Pertemanan yang luas karena memang pekerjaan polisi mengharuskan untuk berhubungan dengan banyak kalangan, berbagai macam kelas social, aparatur negara sipil, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan bermacam-macam bos atau pengusaha, membuat sosok polisi dianggap merupakan sosok paling istimewa dan mengetahui segala macam persoalan kehidupan. Kondisi itulah yang membuat sosok polisi termasuk sosok yang mempunyai hubungan silaturahmi terluas dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Otomatis rejeki yang diterima oleh profesi sosok polisi bisa diperoleh dari segala arah karena tali silaturahminya yang luas.
Penghargaan masyarakat pada sosok polisi juga sangat istimewa. Dalam lingkungan perumahan yang dihuni oleh berbagai macam profesi, maka sosok polisi biasanya akan dijadikan sebagai sesepuh atau tokoh masyarakat, paling tidak akan berstatus sebagai seksi keamanan (mungkin karena sesuai dengan tugasnya selaku penegak hokum). Betapa luarbiasa keistimewaan profesi sebagai polisi.
Dalam hubungan kekerabatan dalam keluarga besar atau 'trah', salah seorang anggota keluarga yang berprofesi sebagai polisi biasanya akan mendapatkan kedudukan istimewa pula. Tak jarang sosok itu akan jadi narasumber segala masalah keluarga. Rumahnya akan jadi tempat berkumpul keluarga besar. Bahkan bisa juga sebagai sumber dana keluarga besar, bilaman ada kegiatan hajatan atau arisan 'trah'.
Ketika sekolah kami mengadakan reuni, usai lebaran yang lalu, salah seorang alumnus angkatan kami yang berprofesi sebagai polisi juga dipercaya menjadi wakil angkatan untuk menyampaikan pidato. Teman saya itu dengan penuh percaya diri berbicara di atas panggung, menceritakan pengalamannya ketika bersama-sama dengan saya dan teman-teman lainnya seangkatan bersekolah di SMA tempat kami belajar. Dulu teman saya itu hanya siswa biasa dari wilayah pelosok kota. Namun kini dia menjadi perwira polisi sukses (berdinas di Bareskrim Mabes Polri) yang tentu saja membanggakan orang tuanya. Dalam kelas social dia dipastikan mengalahkan kami, teman-temannya seangkatan yang saat itu bersama-sama menghadiri acara reuni.
Dalam setiap pergantian tahun Jawa, Kepolisian RI selalu mengadakan pergelaran wayang kulit semalam suntuk di lapangan Mabes, di Kebayoran Baru. Sehingga bisa dianggap kepolisian juga selalu menyediakan dana khusus untuk menjaga tradisi budaya Jawa berupa pergelaran wayang kulit yang sangat disukai oleh masyarakat Jawa yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
Singkat tulisan, Polisi di Indoensia selalu menjadi pusat pemberitaan melebihi profesi pekerjaan lainnya. Oleh karena itu animo berbagai kalangan untuk masuk ke sekolah perwira polisi selalu meningkat dari tahun ke tahun. Ada kebanggaan kebanggaan bila ada anggota keluarga yang berdinas di Kepolisian. Pertanyaan dari sesama atau keluarga besar atau kenalan, mengenai pekerjaan anaknya atau kerabat yang bertugas di Kepolisian, pasti akan dijawab dengan kalimat tegas dan mantab:
"Pakdhe saya sekarang jadi Kapolda lho".
"Oom saya sekarang berdinas di Bareskrim lho".
28 Januari 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H