Merefer tulisan saya di http://sigitriyanto.wordpress.com. Saya melakukan ujicoba pengukuran GNSS RTK dengan menggunakan receiver Leica systems 1200. Software untuk mendownload dan menyajikan data Leica Geo Office V 7. Konfigurasi yang saya lakukan adalah sebagai berikut. Base berada di area terbuka dengan range obstruksi atau halangan secara horizontal 10° free (mask angle) seperti ditunjukan pada gambar berikut ini. Sebagai titik base adalah P101 dengan nilai koordinat yang fix. Selanjutnya garis merah dengan tanda panah menunjukkan bahwa koreksi berasal dari base yang berdiri di P101. Media komunikasi yang digunakan adalah radio UHF dengan frekuensi 406.425 MHz.
Nilai standar deviasi posisi
latitude dan
longitude masing-masing 0.0094 m dan 0.0101 m. Nilai ketelitian ini disebut
3D CQ (3D
check quality). Nilai ketelitian ini untuk pekerjaan pemetaan di pertambangan dan tata guna tanah sudah lebih dari cukup. Untuk ketelitian standar deviasi tinggi masih diragukan. Walaupun angka deviasinya kecil bukan berarti data ini bisa langsung digunakan sebagaimana data posisi. Untuk ketelitian tinggi masih harus dikoreksi dengan model geoid. Sayangnya hingga saat ini model geoid itu belum dipecahkan. Sehingga untuk keperluan praktis pengukuran dengan metode RTK bisa diterapkan untuk area dengan perbedaan undulasi bumi yang seragam. Undulasi adalah beda nilai antara tinggi terhadap muka laut rata-rata terhadap tinggi ellipsoid yang menjadi acuan tinggi GNSS. Permasalahan ini banyak ditemukan di tambang di Indonesia. Metode RTK hanya digunakan untuk evaluasi atau progress tambang dengan area yang tidak terlalu luas. Jika model geoid sudah ditemukan di Indonesia, maka tinggi hasil pengukuran GNSS bisa digunakan dengan syarat model geoid bisa dimasukan ke
receiver GNSS. Manfaat dari metode RTK adalah surveyor tidak perlu melakukan pengolahan
baseline atau data. Bagi yang belum terbiasa mengolah data GNSS memang agak sedikit riskan. Karena membutuhkan pengetahuan mengenai GNSS dan pengolahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya