Mohon tunggu...
Sigit kartono
Sigit kartono Mohon Tunggu... Freelancer - Content creator / ketua bidang seni budaya dpi yayasan Pesanku

Hobi olahraga, menulis dan suka mengamati seni budaya tradisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Malam, Ekonomi Kerakyatan yang Khidmat dan Penuh Kebijaksanaan

17 Oktober 2024   21:56 Diperbarui: 17 Oktober 2024   22:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar malam .doc pribadi sigit 

Di bawah langit malam cahaya bulan ,di ujung desa diantara subak sawah dan gugusan bukit bukit , lapangan sepak bola yg disulap menjadi pasar malam. suasana menggeliat dengan kehidupan yang tak tertandingi. Lampu-lampu warna-warni berkelap-kelip, menciptakan suasana yang seolah-olah berasal dari dongeng. 

Di setiap sudut, aroma menggoda dari berbagai makanan memanjakan indra penciuman; gorengan renyah, sate dan jagung  yang dibakar sempurna, dan es jeruk nipis yang segar menari di udara, mengundang siapa pun untuk merasakan kenikmatan kuliner yang disajikan di malam hari yang penuh gegap gempita.


Pasar malam adalah panggung di mana cerita-cerita kehidupan terjalin. Para pedagang, dengan senyum ceria di wajahnya, menawarkan dagangan mereka dengan berbagagi macam cara , dengan pengeras suara berteriak seolah hari masih siang. Seorang ibu dengan keranjang penuh kue tradisional menjelaskan dengan bangga resep turun temurun yang diwariskan oleh neneknya. Di depan gerobak, anak-anak berlarian dengan gelak tawa, wajah mereka dipenuhi kebahagiaan, saat mereka menikmati permen kapas berwarna-warni yang seperti awan gula.


Seni dan budaya lokal juga berbaur dalam meriah suasana. Seorang penyanyi jalanan, dengan gitar di pangkuannya, memainkan melodi yang menyentuh hati. Suara merdunya mengisi udara, mengundang perhatian pengunjung untuk berhenti sejenak, menghayati tiap lirik yang bercerita tentang cinta dan harapan. Di sudut lain, sekelompok pemuda menari dengan irama musik tradisional, gerakan mereka penuh semangat, menciptakan tontonan yang menarik bagi siapa pun yang lewat.


Anak - anak bermain trampolin ,mandi bola, tertawanya memecah semua kebuntuan pikiran orang tuanya, wajah ceria mereka seolah mengatakan bahwa dunia ini baik baik saja, terus melangkah jangan putus asa. pesan yg berpendar ke semesta pada langit pikiran orang tuanya , tak heran orang tua melihatnya dengan senyum gembira .


Namun, di balik keceriaan itu, juga terlentang kisah-kisah perjuangan. Setiap lapak di pasar malam menyimpan cerita: seorang bapak yang berjuang membesarkan anak-anaknya melalui usaha dagang ini, seorang remaja yang berharap produknya dapat mengangkat derajat keluarganya, dan seorang nenek yang lapaknya menjadi sumber penghidupan di usia senja. Mereka semua berkontribusi pada ekonomi kerakyatan, menjaga harapan di tengah tantangan yang ada.


Dengan setiap gelas es teh manis yang terjual, dengan setiap tawa yang bergema, pasar malam adalah simbol kehidupan yang bertransformasi, di mana mimpi bisa tumbuh di antara keramaian. Pasar malam bukan hanya sekadar tempat berbelanja; ia adalah jantung dari komunitas, tempat di mana jiwa-jiwa bersatu, cerita terlahir, dan budaya diwariskan.


Ketika malam semakin larut dan lampu-lampu mulai redup, pasar malam perlahan menutup tirainya, namun kehangatan dan keceriaannya akan terus hidup dalam setiap ingatan. Minggu depan, segala keajaiban ini akan kembali muncul, siap untuk mengukir cerita baru di antara keramaian dan tawa. Pasar malam, dengan semua warna dan bunyinya, adalah kisah abadi tentang harapan, perjuangan, dan kehidupan yang tiada henti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun