Tempat kembali terbaik adalah tempat engkau di lahirkan, ya, Desaku adalah Desa tempat aku di lahirkan dan dibesarkan. Tempat dimana aku mencetak impian. Suasana sederhana, apa adanya namun bisa membungkus penderitaan menjadi asa dan tawa.
Desa adalah bumi kerendahatian, langit kerukunan dan lautan keramah tamahan dia adalah ruang kebajikan.
Namun setelah aku besar dan mencoba mewujudkan impian dengan meninggalkan Desa dan pergi ke kota sejenak, semua menjadi berubah ,Desa yang aku kenal dulu dengan segudang kebijaksanaan dan kebajikan,kini yang aku rasakan berbeda ,walaupun panorama keindahan desa masih tetap ada , cuma atmosfer yang kurasakan jauh berbeda , senyum senyum penghuni sudah tak nampak hanya sapaan basa - basi .
Kegaduhan kepentingan warga penghuni Desa sudah menjadi wajah.
Desa sudah tak  ada lagi kerukunan, tidak lekat lagi keramah tamahan dan  bukan lagi ruang kebajikan, bahkan  didesa adalah kumpulan kasak kusuk pencari kekuasaan, modal restu tetua menjadi penghianat tanah leluhur.
Sejenak aku terdiam, aku kecewa ,aku geram, aku menangis.
Aku merindukan Desa yang penghuninya merdeka akan nafsu dan angkara ,Desa yang penghuninya lebih suka tersenyum tertawa dari pada hidup bergelimang harta tapi tidak bersama.
Kembalikan Desaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H