agar ombak-ombak yang datang silih berganti
tetap kukenali sebagai bisikmu
Â
namun kini laut tak lagi menderu
debur ombak yang mengisyaratkan rindu telah gagu
doa-doa letih
gemetar di antara kelepak sayap camar
Â
yang kubaca
kini hanya laut yang murung
dengan purnama pucat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!