Faktor pertama dalam Fraud Diamond adalah tekanan. Tekanan mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan kecurangan sebagai respons terhadap situasi atau kondisi yang menekan. Dalam konteks akademik, tekanan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti tekanan untuk mencapai hasil yang tinggi, persaingan yang intens, atau harapan yang tidak realistis. Mahasiswa yang merasa terdesak untuk mencapai prestasi akademik tertentu atau menghadapi tekanan finansial dapat merasa tergoda untuk menggunakan cara-cara tidak jujur dalam mencapai tujuan mereka.
Misalnya, seorang mahasiswa yang merasa terlalu banyak beban kerja akademik dan memiliki tenggat waktu yang ketat untuk menyelesaikan tugas mungkin merasa terjebak dalam situasi yang membuatnya cenderung mencari jalan pintas atau melakukan kecurangan untuk memenuhi persyaratan tugas. Tekanan seperti ini dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk terlibat dalam perilaku kecurangan.
- Kesempatan
Faktor kedua dalam Fraud Diamond adalah kesempatan. Kesempatan mengacu pada situasi atau kondisi yang memberikan peluang bagi individu untuk melakukan kecurangan tanpa terdeteksi atau tanpa risiko hukuman yang signifikan. Dalam konteks akademik, kesempatan untuk kecurangan dapat muncul jika ada celah dalam sistem pengawasan, prosedur evaluasi yang lemah, atau kurangnya sanksi yang tegas. Mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan kecurangan, seperti mencontek, memplagiat, atau menggunakan bantuan yang tidak diizinkan selama ujian.
Misalnya, jika sistem pengawasan ujian tidak memadai, mahasiswa dapat merasa lebih mudah untuk mencontek atau menggunakan bantuan yang tidak sah selama ujian. Kesempatan yang tersedia seperti ini dapat mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk terlibat dalam perilaku kecurangan.
- Rasionalisasi
Faktor ketiga dalam Fraud Diamond adalah rasionalisasi. Rasionalisasi merujuk pada proses mental di mana individu meyakinkan diri mereka bahwa perilaku tidak jujur yang mereka lakukan adalah sesuatu yang dapat dibenarkan. Dalam konteks akademik, rasionalisasi dapat terjadi ketika mahasiswa mengalihkan tanggung jawab atas kecurangan mereka kepada faktor-faktor eksternal, seperti tekanan yang terlalu besar, ketidakadilan dalam sistem evaluasi, atau persepsi mereka bahwa semua orang melakukan kecurangan.
Misalnya, seorang mahasiswa mungkin merasionalisasi kecurangan mereka dengan berargumen bahwa mereka melakukan itu karena tekanan yang berat atau karena merasa bahwa semua orang melakukannya. Rasionalisasi semacam ini dapat mempengaruhi kemauan dan keputusan mahasiswa untuk terlibat dalam perilaku kecurangan.
- Kapabilitas Etis
Faktor terakhir dalam Fraud Diamond adalah kapabilitas etis. Kapabilitas etis mengacu pada kemampuan individu untuk membuat keputusan yang etis berdasarkan nilai-nilai, moral, dan integritas pribadi. Dalam konteks akademik, kapabilitas etis mencakup pemahaman individu tentang pentingnya integritas akademik, nilai-nilai kejujuran, dan konsekuensi negatif dari kecurangan.
Mahasiswa dengan kapabilitas etis yang kuat akan cenderung menghindari kecurangan dan memilih untuk berperilaku secara jujur dan bermoral. Namun, jika kapabilitas etis mereka rendah atau terpengaruh oleh faktor-faktor lain, mereka mungkin lebih rentan terhadap godaan kecurangan.