Mohon tunggu...
Sigit Mardiyanto
Sigit Mardiyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Travel Organizer dan Kader PDI PERJUANGAN

Saya sigit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kethoprak Bukan "Ketoprak" | Festival Kethoprak Sleman

20 September 2014   01:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:11 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMG 20140914 110706 300x300 Festival Kethoprak | Warisan Budaya Yogyakarta

Baru baru ini Pemerintah Kabupaten Sleman mengadakan Festival Kethoprak antar Kecamatan. Festival ini diikuti tujuh belas Kecamatan, yang ada di wilayah Kabupaten Sleman. Selama sembilan malam berturut-turut, masing-masing kontingen menunjukan kebolehannya di depan para Juri

Tujuan utama diadakannya kegiatan ini adalah untuk mencari bibit-bibit muda yang mampu melanjutkan dan melestarikan Seni Tradisi ini. Kebutuhan generasi muda penerus, memang sangat dibutuhkan. Mengingat keberadaan Seni peran ini sudah mulai tergusur oleh kemajuan jaman yang semakin tak terkendali. Banyak anak-anak sekarang yang tidak tau, apa itu Kethoprak, apa itu Wayang, dan kegiatan kesenian yang lainnya.

Festival Kethoprak Sleman 2014

Dalam pelaksanaannya masih terasa kejanggalan kejanggalan yang perlu di benahi, khususnya untuk panitia penyelenggara. Salah satu  kejanggalan yang terasa adalah penempatan empat orang juri, selama delapan malam. Namun mengapa dimalam terakhir, ketika masih ada tersisa satu kontingen dan saat juri bersidang, hanya ada tiga juri yang bersidang. Lalu apa artinya empat juri pada malam-malam sebelumnya. Kepentingan kepentingan dan gengsi dari masing-masing penggerak seni sangat terasa. Sehingga ruh untuk meningkatkan kualitas dan membangun generasi menjadi kurang berarti.

Kethoprak Bukan “Ketoprak” yang setiap orang mampu beli, Kethoprak adalah seni, tradisi, dan keberadaannya harus tetap lestari. Festival bukan untuk adu gengsi, tapi untuk regenerasi. Semoga tulisan ini dapat menjadi masukan, dan kedepan nanti menjadi lebih baik.

Salam Budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun