Persaingan dua produsen asal Korea dan Amerika, tahun ini dimenangkan telak oleh Apple lewat produk terbarunya iPhone 7. Di berbagai toko resmi penjual iphone 7, penggila gadget berlogo apel kroak ini rela berkemah menunggu toko buka demi sebuah iphone 7. Publisitas ini tersebar ke seluruh dunia, apple diuntungkan oleh perilaku penggemar beratnya yang mungkin bagi orang awam sedikit "sakit". Itulah kenyataan, produk keluaran Apple sejak dulu selalu menjadi pujaan dan penggemar fanatik dari generasi ke generasi.
Bertolak belakang dengan Apple yang diburu oleh calon pembeli, keluaran Samsung terbaru juga diburu otoritas di Amerika Serikat dan semua maskapai penerbangan akibat insiden meledaknya Galaxy Note 7 saat diisi baterai (charging). Sama - sama menggunakan angka 7 di belakang seri smartphone itu, tapi nasib berbeda. Samsung konon menarik lebih dari 1 juta unit Galaxy Note 7 dari daratan AS, belum lagi dari Eropa dan Asia. Kabarnya perusahaan asal Korea Selatan rugi trilyunan rupiah , dan nilai sahamnya merosot tajam.
Kenyataaan pahit ini harus ditelan Samsung, sebagai perusahaan pemimpin pasar penjualan smartphone dunia, insiden produk ini menjadi " handycap" bagi produk Samsung berikutnya. Faktor keselamatan pengguna gadget Samsung akan menjadi isu menarik kompetitor di bawah Samsung yang ingin menggeser dominasinya. Sederet merek gadget dari Cina akan lebih agresif berpromosi menggunakan label "safety gadget". Merek - merek smartphone Lenovo, Asus, Xiaomie, Oppo akan makin kencang menjerumuskan Samsung sampai ke dasar untuk meraih posisi dibawah iPhone.
Dalam segala hal produk iPhone belum bisa tertandingi oleh oleh merek - merek Cina dan Samsung. iPhone tidak hanya menjual " hanphone", gaya hidup dan  menjual sistim terpadu antara hardware dan software dalam satu produk yang terwujud di  keunikan disain dan material khas keluar Apple.
Memang ada software dari pihak ketiga, tapi semua software itu harus berjalan di atas Operating System Apple, dimana OS ini dengan mudah terhubung dengan perngkat keluaran Apple lainnya, seperti iPad, iPod, laptop macbook dan desktop nya. Â Kabarnya provider software untuk Apple Store diuji secara ketat dan mendalam sebelum dipasang di jajaran toko software Apple. Sebaliknya, untuk Android Market, seleksi kelayakannya tidak seketat Apple.
Selain penanaman aplikasi toko dan musik streaming musik online di semua produk Apple membuat dominasinya makin kokoh. iTunes adalah toko musik online paling laris didunia, hampir semua perusahaan musik besar di AS yang memegang kontrak penyanyi-penyanyi top dunia memasarkan musik digital mya ke iTunes. Isu ini sempat menjadi perbincangan publik, dimana Apple dituduh melakukan monopoli penjualan.
Samsung dan Apple sempat berseteru soal hak cipta aplikasi, Samsung awalnya adalah vendor untuk produksi iPhone global. Perseteruan ini sampai ke pengadilan di AS dan kabarnya dimenangkan Apple. Menyikapi hal kasus itu, iPhone mulai mengalihkan produksinya ke daratan Cina, hingga Cina menjadi pabrikan Apple terbesar di luar AS. Isu-isu pelanggaran hak cipta pun kembali mencuat antara Apple dan merek - merek handphone premium di Cina.
Meski perseteruan antara Apple dengan para vendornya sering terjadi, kerjasama dengan mereka tidak terputus, buktinya produk handphone terbaru Apple, iPhone 7 menggunakan hardware keluaran Samsung untuk piranti Random Acces Memory (RAM). Â Saling membenci, tapi juga saling membutuhkan, itulah yang terjadi dalam bisnis ICT dewasa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H