Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemerdekaan Papua Barat Sangat Mungkin

28 Februari 2017   12:49 Diperbarui: 28 Februari 2017   22:00 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Papua, pulau terbesar di ujung timur Indonesia kini sedang berdandan.Rezim Jokowi secara khusus memprioritaskan  rasa keadilan untuk Indonesia Kawasan Timur yang selama ini tertinggal dalam banyak hal.

Papua menyimpan pekerjaan rumah besar bagi pemerintah Indonesia. Pulau terakhir yang diserahkan pemerintah Kolonial Belanda ini telah menjadi eksploitasi besar - besar sejak berkuasanya rezim Orde Baru.

Salah satu PR itu kasus Freeport, sebuah  cerminan keserakahan pusat terhadap kekayaan alam di daerah dengan Multinational Company. Masih banyak kasus - kasus lain yang berkait dengan eksploitasi kekayaan alam, tapi tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat setempat, pemilik sah dari sumber kekayaan alam itu.

Pergerakan hasrat rakyat Papua untuk menuntut kesejahteraan tidak pernah mati. Namun kekuatan pusat dan perusahaan pengelola SDA selalu bisa menghentikan langkah mereka.

Pergerakan "Free West Papua", secara sistematis kini sedang berjuang di kancah internasional, merangkul negara - negara kawasan Melanesia. Suara rakyat Papua Barat ini sempat menjadi perbincangan internasional di PBB yang disuarakan oleh salah satu wakil negara Melanesia.

Namun suara itu hilang begitu saja, bila melihat fakta, Papua Barat mempunyai nilai strategis untuk Amerika Serikat & Australia disamping Kekayaan alam Papua yang luar biasa.

Apakah pergerakan Papua Barat Merdeka ini akan berhasil? Bisa jadi akan sukses, mengingat kepentingan AS di kawasan Pasifik sangat besar sejak Cina mulai menunjukkan taringnya.

Sekutu terkuat AS hanyalah Australia, Philipina mulai mulai melepaskan diri dari pengaruh AS. Kondisi Philipina diujung tanduk, kelompok pemberontak Moro kian menguat karena dukungan kelompok - kelompok radikal dari Timteng. Bila pemberontak Moro bisa lepas dari Philipina, bukan tidak mungkin Papua juga bisa.

Alasan - alasan faktual kemerdekaan Papua Barat cukup kuat.

  1. Mayoritas penduduk Papua Barat adalah non - Muslim. Fakta ini selalu menjadi alasan perlakuan khusus sebuah daerah untuk merdeka. Seperti kasus Moro di Philipina, Rohingnya di Burma, Pakistan yang lepas dari India dan banyak kasus lain.
  2. Penderitaan  yang dialami rakyat Papua sudah menahun, dengan mudah akan menarik simpati negara - negara lain.
  3. Ketidakadilan ekonomi atas sumber daya alam Papua di rezim lalu sangat menyakitkan hati rakyat Papua.
  4. Rakyat Papua juga mempunyai hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
  5. Gerakan keagamaan transnasional makin menguat pengaruhnya, baik di DPR dan pemerintahan.
  6. Daerah - daerah tertentu sudah sukses menjadi pilot gerakan keagamaan transnasional.

Atas dasar - dasar itu, simpati pada gerakan "Free West Papua" akan mendapatkan dukungan dari Amerika dan negara - negara Eropa yang kini menjadi target gerakan teroris internasional keagamaan. Selain itu, Cina pun tidak segan mendukung kemerdekaan Papua, mengingat kepentingan Cina di kawasan Asia Pasifik sangat besar. 

Tiga  kekuatan besar itu yang akan melancarkan gerakan  Papua Barat merdeka. Ketakutan terhadap kekuatan gerakan keagamaan transnasional menjadi  alasan kuat Papua Barat merdeka, mengingat mayoritas pemeluk agama di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun