Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Money

"Early Warning" Ketahanan Pangan Paska Lebaran

13 Juli 2016   15:57 Diperbarui: 13 Juli 2016   16:03 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hiruk pikuk  harga kebutuhan pokok pangan paska lebaran ini mulai menghilang di media massa, padahal sebelumnya sempat ribut soal harga daging sapi,  cabe merah, beras yang harga cenderung naik sebelum lebaran. Paska lebaran ini diharapkan harga kebutuhan pangan bisa turun lagi, sehingga kecukupan pangan dan gizi rakyat Indonesia terpenuhi. Disparitas harga antara yang ditentukan pemerintah dengan harga pasar selalu terjadi "gap", dan pastinya lebih tinggi. Ketidakpastian musim beberapa bulan ini, mau tidak mau akan mendongkrak harga beras beberapa bulan mendatang, sebab petani tidak bisa lagi merencanakan kapan memulai bertanam padi dalam kondisi cuaca seperti ini. 

Sebaiknya pemerintah memberikan "early warning" mengenai ketahanan pangan nasioanal di tengah ketidakpastian cuaca seperti ini, apalagi pada bulan - bulan lalu permintaan akan kebutuhan pokok pangan begitu tinggi. Jangan sampai tiba - tiba harga beras membumbung tinggi dan pemerintah tidak mempunyai argumentasi yang rasional dan hanya menyalahkan cuaca, ujung - ujungnya regulasi impor beras dari luar negeri. 

Menurut hemat penulis, "early warning" terhadap ketahanan pangan nasional perlu diinformasi kepada masyarakat, setidaknya  masyarakat bisa mengantisipasi lebih dulu. Memang, pada awalnya akan menimbulkan "chaos" harga, para spekulan akan memanfaatkan moment ini untuk meraih keuntungan sesaat, tapi praktek ini tidak akan bertahan lama bila masyarakat juga serentak memanfaatkan stok pangan terutama berat untuk beberapa waktu ke depan, 

Kasus kekurangan kebutuhan bahan pokok di negara Amerika Latin, Venezuela begitu sangat memprihatinkan, akibat mis-management pemerintah dalam mengelola kebutuhan pokok dalam negeri, rakyat menjadi "chaos" mencari solusi sendiri untuk memenuhi kebutuhan ke negara tetangga. Repotnya  di negara kita hanya sedikit wilayah yang berbatasan darat dengan negara lain, sebagian besar dipisahkan oleh laut.

 Sudah menjadi tradisi, bahwa pemerintah tidak pernah dengan sukses mengendalikan harga pasar di sektor pangan. Selama ini celah tersebut dimanfaatkan oleh kroni - kroni dan spekulan untuk mengeruk keuntungan melalui impor pangan. Semoga pemerintah segera menginformasikan ketahanan pangan nasional sehingga tidak terjadi "chaos" di harga dan kepanikan masyarakat akibat harga kebutuhan pokok yang tidak terkendali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun