Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

PMA dan Unicorn, Benarkah Kendalinya di Tangan Asing?

28 Februari 2019   22:57 Diperbarui: 1 Maret 2019   10:30 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah Unicorn tiba menjadi viral di media massa dan jagad medsos paska Debat Presiden kedua, dimana saat itu Presiden Jokowi melemparkan istilah ini kepada lawan debatnya, Prabowo Subianto.

Tak disangka Capres nomer urut 2 (dua) ini tak siap menanggapi lontaran Presiden Jokowi. Netizen pun ramai - ramai mem-bully Capres 02 dengan berbagai ungkapan di timeline media sosial.

Sebenarnya tak salah tanggapan Prabowo ini mengingat usianya kini sudah 70 tahun tentunya tak banyak mengikuti tren bisnis digital ini, meski Prabowo sendiri dikenal sebagai pebisnis konvensional. Sayangnya ada pihak mempolitisirnya seolah-olah Unicorn tak ada manfaatnya bagi Indonesia karena investasinya dari PMA, menurut mereka kepemilikan Unicorn adalah investor asing.

Betulkah?

Di Indonesia kini ada 4 (empat) perusahaan e-commerce ber-label Unicorn yaitu perusahaan transportasi Gojek, perusahaan jasa ticketing Traveloka, perusahaan penyedia market place Bukalapak dan Tokopedia. Keempat perusahaan start-up ini masuk kategori Unicorn sebab telah memiliki valuasi di atas USD 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp. 14.000). Kabarnya ada satu lagi perusahaan startup bakal menyusul, yakni Tiket.com pada tahun ini bakal menyandang label Unicorn.

Start up dengan kategori Unicorn diharapkan naik kelas ke jenjang berikut, Gojek sebagai Unicorn pertama di Indonesia dapat menjadi pionir Unicorn lain dan menjadi inspirasi perusahaan startup lainnya. Berdasarkan data CB Insights, per Januari 2019 telah ada lebih dari 300 startup unicorn di seluruh dunia dengan total valuasi sekitar USD 1.074 miliar.

Tahapan setelah Unicorn ternyata masih ada dua tingkat lagi yang bisa dicapai oleh startup yang telah mencapai status unicorn, yaitu decacorn dan hectocorn. Startup yang telah mencapai tingkat decacorn berarti telah memiliki valuasi sebesar USD 10 miliar.

Dari lebih dari 300 startup unicorn yang ada di dunia, ada 15 startup unicorn yang telah naik tingkat menjadi decacorn. Startup decacorn yang ada di dunia didominasi oleh startup dari Amerika Serikat. (Sumber : Detik.com)

Start up Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memandang peluang dalam bisnis niaga elektronik atau e-commerce di Indonesia masih sangat besar. Salah satu indikatornya adalah laporan riset bersama yang dikeluarkan dua bulan yang lalu oleh Google dan Temasek Singapura atas perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.

@FMB9ID_
@FMB9ID_
Menurut Presiden, Google dan Temasek memperkirakan nilai perdagangan e-commerce di Indonesia di tahun 2018 adalah USD 23,2 miliar atau sekitar Rp336 triliun gross merchandise value. Presiden juga menegaskan angka itu naik kurang lebih 114 persen dari tahun sebelumnya, sebuah lompatan yang sangat tinggi sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun