Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Keterlaluan, Pemilik Porsche Ini Bebankan Pajak ke Orang Tak Mampu

25 Desember 2018   11:06 Diperbarui: 25 Desember 2018   11:16 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Porsche Cayman (dok, detik.com)

Memang keren bila menaiki mobil mewah built -up di jalan raya, pasti mendapat perhatian di jalanan, apalagi mobil mewah seperti Porsche Cayman. Mobil ini sering nongol  di layar film - film Hollywood, dan dipakai oleh banyak orang kaya dan selebritas  dunia. Banyak orang pasti mengira pemilik mobil seperti Porsche Cayman adalah orang berduit, pasalnya untuk bayar pajak tahunan ini mobil ini puluhan juta per tahun. Mana mungkin penghasilan standar UMR mampu membayarnya. 

Ceritanya ada seorang pemilik mobil mewah Porsche Cayman di Jakarta menunggak pajak tahunan, lalu petugas Samsat menagihkan kewajiban itu kepada sang pemilik mobil, di STNK tercantum nama Aliyah. Tak disangka saat petugas mendatangi rumah pemilik mobil ini terkaget - kaget, pasalnya kondisi rumah pemilik ini bukan rumah mewah atau di kawasan Real Estate mahal. 

Domisi pemilik mobil Porsche di Kebun Jeruk Jakarta (dok.detik.com)
Domisi pemilik mobil Porsche di Kebun Jeruk Jakarta (dok.detik.com)
Dari penelusuran detik.com rumah rumah pemilik mobil ini berdindingkan seng, dan dalam foto yang dirilis terlihat kondisi rumah jauh dari  mewah. Bisa dikategorikan rumah sementara atau "bedeng". seperti di kawasan kumuh yang padat penduduk. Apa kesimpulannya ? Aliyah bukan pemilik asli mobil ini, Samsat Jakbar menduga Aliyah meminjamkan KTP kepada pemilik asli mobil Porsche. Si pemilik asli mobil itu meminjam KTP untuk menghindari Pajak Progresif. 

Apa itu Pajak Progresif ? 

Pajak yang dibebankan kepada pemilik kendaraan berdasarkan dari jumlah kendaraan yang dimiliki seseorang, misalnya anda memiliki 4 mobil atas nama anda setiap mobil bakal dikenakan prosentase pajak berbeda. Mobil pertama sampai keempat berbeda besaran prosentase Pajaknya, mobil pertama prosentase pajak paling kecil, mobil kedua, ketiga dan keempat besaran prosentase terus naik. 

Hal ini yang dihindari para pemilik mobil mewah yang mempunyai mobil lebih dari dua atau tiga, dengan mengalihkan atas nama ke orang lain,  sehingga mobilnya yang kesekian tetap dikenai pajak progresif kecil seperti mobil pertama. Tak heran bila bisnis sewa KTP kepada pemilik mobil mewah atau yang  lebih dari satu marak, seperti dilakukan suami Aliyah yang bernama Andi juga diduga meminjamkan KTP karena terdata juga sebagai pemilik Jaguar yang sudah melunasi pajak.

Mpok Aya, ibu dari Aliyah yang tercatat sebagai pemilik Porsche Cayman itu mengatakan anaknya tinggal di atas dan mengaku tak percaya kalau anaknya punya mobil. Dia mengatakan anaknya itu ngontrak di lantai dua rumah tersebut. Kini anaknya sedang tak berada di Jakarta karena pulang kampung.

Lantai 2 lokasi kontrakan Aliyah (dok.detik.com)
Lantai 2 lokasi kontrakan Aliyah (dok.detik.com)
Jika coba ditelusuri, wajar jika banyak orang mampu di Indonesia ingin memiliki Porsche Cayman. Bagaimana tidak, meski memiliki banderol miliaran rupiah, mobil dengan tampilan oke ini juga menawarkan performa terbaik. Selain itu memberikan kendaraan ini memberikan prestise tersendiri bagi sang pemilik, setidak di dalam lingkaran komunitasnya. 

Lalu siapa yang salah dalam kasus ini, peminjam atau pemilik mobil, tentunya saling ada hubungan saling membutuhkan. Saya yakin pemilik KTP ini hanya terbuai oleh iming - iming duit di depan tapi tak sadar konsekuensi hukumnya, sama saja pemilik mobil asli telah menipu pemilik KTP. Bisa dikatakan hal ini sebagai kejahatan dengan memanfaatkan orang - orang tak mampu dan buta hukum untuk kepentingan pribadi. Sebaiknya pemilik KTP, siapa pun juga waspada terhadap modus - modus penggunaan data pribadi secara tidak bertanggung jawab. 

Kalau ingin hidup mewah sebaiknya sadar konsekuensi pajaknya, dimana pun di dunia ini tak ada yang bebas pajak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun