Pemberitaan event Asian Games seolah terlewat dari agenda publik  tenggelam oleh arus pemberitaan peristiwa - peristiwa politik pada tahun ini, padahal bulan ke - 8 nanti kita menjadi tuan rumah event olah raga terbesar di benua Asia.
Bila dihitung waktu mundur tinggal 2 bulan lagi event itu akan terselenggara di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang.  Keprihatinan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu  tentang minimnya promosi  Asian Games bukan tanpa alasan. Untuk event olah raga sebesar ini gaungnya bisa dikatakan masih  kurang "greget",  padahal pemerintah sudah berjuang keras mensukseskannya.
Saya menaruh apresiasi terhadap kepedulian Presiden Jokowi, beliau tidak hanya berjuang untuk menyediakan infrastruktur venue cabang olah raga (cabor) tapi juga sangat konsen terhadap antusias masyarakat terhadap event ini.
Memang bila dipikir waktu penyelenggaraan event kurang ideal, Indonesia sedang mempersiapkan hajatan politik nasional, Pemilu, juga ada event  Piala Dunia yang waktunya hampir berhimpitan. Sehingga  kalangan media,  sponsor, masyarakat  terpecah perhatiannya , terlihat dari timeline di media sosial arus utama postingan lebih banyak soal politik.
Secara pribadi saya juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) mau melibatkan netizen untuk menjembatani  promosi  Asian Games 2018 ke  masyarakat. Kemenpora mengajak  sekitar 30  influencer, vlogger, blogger,  dan jurnalis meninjau Pusat Pelatihan Atlit Nasional  (Pelatnas) Asian Games 2018.Â
Tak tanggung - tanggung, Menpora sendiri turun  sebagai pemandu rombongan, Imam Nahrawi  menemani netizen di dalam bis yang membawa rombongan menuju venue Pusat Pelatihan Atlit Nasional (Pelatnas) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Selama perjalanan, Imam Nahrawi membuka kesempatan diskusi dengan netizen tentang persiapan atlit terutama target - target prestasinya.Â
Menpora mengakui, pada event ini peluang Indonesia meraih medali emas untuk cabor - cabor  utama dan bergengsi cukup berat,  ada raksasa olah raga, yakni China yang merupakan juara Olympiade di China 2008 dan juara ketiga Olympiade Brazil  2016, juga Jepang dan Korea yang kabarnya akan bersatu di event ini. Harapan Indonesia merebut emas pada cabang - cabang lain yang menjadi tumpuan, seperti bulu tangkis, angkat besi, panahan.
Sayang, keterbasan waktu membuat kita tidak bisa melihat seluruh venue Pelatnas, hanya 3 (tiga) venue di Stadion GBK, yakni venue cabor Panahan, Atletik dan Air. Secara pribadi  kegiatan ini  sebuah pengalaman berharga, sudah lama sekali ingin melihat secara langsung hasil renovasi dan pembangunan fisik untuk Asian Games di Stadion GBK yang akan menjadi venue utama event.
Berikut 3 (tiga) Lokasi  Pelatnas di Stadion GBK yang kami kunjungi :
1. Pelatnas Cabor Panahan
Lokasi ini venue ini Stadion GBK, Â Lapangan B, rencananya akan dipertandingkan 2 (dua) disiplin cabor panahan putra - putri , yakni Recurve dan Compound.
Indonesia akan mengirimkan 16 atlit panahan putra - putri dengan target 2 medali emas, harapan ini tidak berlebihan sebab pada  Kejuaraan Dunia di Shanghai, Cina 21 April 2018 tim panahan Indonesia  menyabet medali perunggu. Sukses ini diraih oleh Tim Recurve Campuran (Riau Ega dan Diananda Choirunnisa).
2. Pelatnas Cabor Air
Lokasi venue ini masih Stadion GBK yang dikenal dengan "Aquatik", sebuah kolam renang dengan standar internasional, menurut pengakuan Menpora, Imam Nahrawi adalah venue olah raga air terbaik di Asia saat ini.
Di tempat ini akan dipertandingkan 3 kategori cabor air, yakni Renang, Loncat Indah dan Polo Air. Saya kagum dengan fasilitas Pelatnas air ini, megah dan dengan fasilitas modern baik untuk penonton dan kolam renangnya sendiri yang beratap.Â
Atlit cabor air secara khusus dipersiapkan untuk menghadapi Asian Games 2018, renang ditarget meraih 1 medali emas, Loncat Indah masuk 3 besar dengan target medali perunggu, dan Polo Air targetnya sama dengan Loncat Indah.Â
Tentunya target ini sudah dipertimbangkan masak - masak oleh Kemenpora mengingat rival berat kita adalah China, Jepang yang mendominasi cabor ini di Olympiade. Untuk memantapkan pelatihan atlit cabor air, tim Renang melakukan try-out di Jepang, Loncat Indah di China dan Polo Air mendatangkan pelatih asal Serbia, Milos Sakovic. Â
Untuk cabor ini menargetkan prestasi 2 medali emas dengan rival terberat dari negara Bahrain, Qatar dan China. Untuk memantapkan persiapan, tim atletik Indonesia akan menjalani pusat pelatihan di Korea Selatan pada 14 - 18 Juni 2018 untuk disiplin nomor 100 meter dan 4x 100 meter putra, lompat jauh putra, lari 110 meter gawang putra, lari 100 meter gawang puti dan tolak peluru putri.