Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Fasilitasi Amien Rais Berpolitik Praktis di Balai Kota, Kok Bisa?

25 April 2018   11:08 Diperbarui: 25 April 2018   11:38 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais di Balaikota DKI Jakarta (sumber : Kompas.com)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan fasilitas Amien Rais gunakan Balai Kota DKI Jakarta sebagai basis perlawanan kepada Presiden Jokowi, apakah dibenarkan menggunakan fasilitas negara untuk perlawanan pemeritah sah?

Apa jadinya bila Kepala Daerah lain memberikan fasilitas tokoh -- tokoh untuk  delegitimasi Pemerintah sah, kasus ini mengemuka dari Kantor Balai Kota DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Kegiatan Amien Rais mengisi acara di Balai Kota dengan kedok kegiatan keagamaan dan diberitakan secara luas di media massa memunculkan pertanyaan untuk saya.

Apakah tepat setiap kegiatan keagamaan apa pun bentuknya ditunggangi oleh pesan -- pesan politik untuk menyudutkan pemerintah dan berlokasi di kantor pemerintahan ?

Apakah ini bukan sebuah makar atau kudeta merangkak ?

Barangkali bila kegiatan itu dilakukan oleh pemeluk agama lain dan disiarkan secara luas dan kebetulan Amien Rais dan kelompoknya berkuasa, pasti sudah diberangus habis -- habisan, dituduh memusuhi mayoritas agama.

Kembali ke soal Balai Kota DKI Jakarta, kantor pemerintah ini seharusnya steril dari kegiatan politik praktis , apalagi bertujuan merebut kekuasaan secara sah atau tidak sah. Saya yakin Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tahu tujuan Amien Rais diundang mengisi acara di Balai Kota DKI Jakarta. Saya juga yakin, Gubernur dan Wakil Gubernur memang mempunyai agenda sendiri di tahun politik ini, apalagi di media sosial mulai di"buzz" duet Anies dan Gatot Nurmantyo.

Saya heran, kenapa tidak ada yang mempermasalahkan penyalahgunaan kantor pemerintahan untuk kegiatan  politik yang mendiskreditkan pemerintah sah ? Barangkali publik mendua (ambigu), bila mengecam kegiatan tersebut kuatir dituduh anti-agama meski substansi kegiatan tersebut tidak berpijak pencerahan rohani. Saya yakin tidak semua aparat Pemda DKI Jakarta setuju dengan kegiatan Amien Rais di lokasi kantor pemerintahan DKI Jakarta, karena sebagai abdi negara, aparatur sipil negara (ASN) bersikap mesti netral terhadap politik praktis.

Kompas.com (25/04/2018) melansir 6 (enam) hal yang dilakukan oleh Amien Rais di acara tasyakuran satu tahun Ustadzah Peduli Negeri di Balai Kota DKI Jakarta ini, yakni :

1. Amien Rais menyebut Pilkada DKI Jakarta sebuah Keajaiban

Okelah eyang Amien Rais menyebut kisah di Pilkada DKI Jakarta lalu sebuah kejaiban, sayang Amien tidak menyebut mujizat dari mana, setahu saya "Setan" pun bisa membuat keajaiban. Dalam konteks dikotomi partai  Partai Setan dan Partai Allah,  apakah partai pendukung pemenang  Pilkada DKI Jakarta adalah Partai Allah. Substansi Partai Allah yang saya tangkap dari pernyataan Amien adalah  pemenang kontestasi politik, bila dibalik partai -- partai pendukung Prabowo di Pilpres 2014 adalah Partai Setan. Sebab yang kalah pasti yang jahat (setan), bukankah begitu ?

2. Pengajian disisipkan politik

Pengajian disisipkan politik Untuk mengulang kemenangan itu, Amien berpesan kepada para ustazah agar lebih rajin beribadah. Ia meminta para ustazah juga berpolitik agar calon yang didukungnya menang. Saya mohon ya ini kita jangan kehilangan momentum ini, ini baru jelang pilpres, ustazah kalau peduli negara, pengajian disisipkan politik itu harus, harus itu," kata Amien.Pesan Amien Rais kepada Ustazah ini sangat lugas, dan arahnya kemana kalau bukan untuk menggalang dukungan di kontestasi politik 2019. Modus ini terulang lagi seperti di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, di sebuah video di Youtube, konsultan politik, Eep Saefulloh dengan berapi -- api untuk menggunakan Masjid sebagai basis penggalangan dukungan lewat ustadz -- ustadz.

3. Tunjuk Foto Jokowi selama pidato

Saya yakin Amien Rais mempunyai sifat pendendam akut meski selalu memposisikan diri seorang agamawan, pasalnya Amien merasa terhina dengan terpilihnya Jokowi notabene berasal dari satu kota, dan tidak berjuang seperti dirinya tapi bisa meraih tampuk RI 1. Sedangkan dirinya mengklaim diri sebagai bapak reformasi tapi tak bisa mencapai kursi RI. Barangkali Amien ingin seperti Lech Walesa, tokoh perlawanan terhadap pemerintah Komunis dari Polandia, setelah rezim Komunis jatuh ia menjadi Presiden, atau tokoh HAM dari Afrika Selatan, Nelson Mandela juga menjadi Presiden setelah rezim Apartheid runtuh.

Dalam kegiatan di Balaikota tersebut, Amien menunjuk foto Presiden Jokowi di dinding Balai Kota dengan menyebut elektabilitas Jokowi turun dan sulit menang di Pilpres 2019. Alasan Amien, petahana dengan elektabilitas dibawah 50 persen sulit menang lagi dan menghimbau ustazah agar lebih giat berdoa agar pilihannya menang.  Jelas -- jelas kegiatan Amien Rais ini tidak dibenarkan, sosok paling bertanggungjawab adalah Anies Baswedan, apa jadinya bila semua properti pemerintah dipakai sebagai basis perlawanan terhadap pemerintah sah ?

4. Menuduh media massa sebagai tim sorak

Sakit hati tentunya dialami oleh awak media massa, tuduhan Amien Rais ini cukup serius, dan pura -- pura bodoh seolah tidak tahu fungsi media massa. "Amien lalu mengaitkan langgengya petahana dengan pemberitaan media massa. Ia mengutip salah satu anggapan bahwa media massa seperti pemandu sorak bagi kebijakan pemerintah" (kompas.com 25/04/2018).

Bagi saya, pernyataan Amien Rais memperlihat sikap pesimisnya, de facto menurut kalkulasi politik Jokowi sulit dikalahkan dengan program -- programnya yang mengakar sedangkan pihaknya tak mempunyai kandidat yang layak untuk ditandingkan.

5. Meramalkan Anies

Lagi -- lagi Amien Rais jatuh dalam sikap tidak yakin dengan siapa yang akan dicalonkan untuk berlaga lawan Jokowi, tanpa pikir panjang ia mencomot nama Anies. Entah alasan apa, pastinya Anies adalah calon dari kelompok Amien Rais pada Pilkada DKI Jakarta 2017, atau alasan sama-sama satu etnis dan satu agama, yakni etnis Arab. Padahal publik tahu kapasitas Anies dalam pemerintahan sangat jauh dari di bawah popularitasnya, bahkan ada yang mengatakan Anies payah dalam mengelola pemerintahan.

Saat Amien hampir selesai menyampaikan ceramahnya, Anies naik ke panggung bergabung dengan Anies. Keduanya berjabat tangan. "Mana saya ramal tangannya, insya Allah ini penyelamat negeri," kata Amien menyambut uluran tangan Anies. (kompas.com 25/04/2018).

6. Minta Jangan Kekurangan Logistik

Poin terakhir membuka tabir, kenapa oposisi yang dimotori Amien Rais, Gerindra serta PKS "ngotot" ingin berkuasa dengan menghalalkan segala cara, yakni logistik mereka sudah kosong. Kekalahan di Pilpres 2014 berdampak kebangkrutan bagi partai -- partai pendukung Prabowo -- Hatta. Untung saja Presiden Jokowi bijak, masih mau merangkul PAN masuk dalam kabinet meski sempat menimbulkan gesekan dengan partai pendukung JKW lainnya.

Dengan dua menteri di Kabinet Jokowi -- JK, yakni Kementerian PAN dan Kementerian Pendidikan  tidak memberikan kontribusi dalam kesuksesan pemerintahan Joko Widodo. Kementerian Pendidikan hingga saat ini belum ada terobosan berarti untuk mendongkrak kualitas penyediaan fasilitas pendidikan tingkat dasar sampai atas, pendidikan vokasi yang masih "mismatch" dengan industri. Kualitas SDM Partai PAN saya bisa katakan tak layak menjadi menteri, seperti halnya Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR RI yang hanya melanjutkan kedudukan besanya di masa lalu.

Sudah saatnya tidak membiarkan Amien Rais bertindak semuanya seolah dirinya kebal hukum, dan kita takut terhadap ancaman tanpa logika bila Amien Rais terpidana akan ada kerusuhan sosial atau perlawanan massa.

sumber :

6 Hal Politis yang Disampaikan Amien Rais di Balai Kota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun