"Trend dunia saat ini dikuasai generasi Millenial yang terpengaruh oleh tehnologi, kita dalam dunia seperti itu", ujar Cosmas.
Menurut arsitek dari Atelier Cosmas Gozalin ini, generasi Millenial adalah generasi yang seragam yang banyak dipengaruhi produk tehnologi. Misalnya ada produk iPnone baru, lalu ramai - ramai membicarakan dan membeli.Â
"Satu sisi mereka seragam, tapi merindukan identitas diri, dan mereka mencari  identitas berbeda lewat alam ",tambah Cosmas.
Cosmas menambahkan tren warna tahun depan adalah warna bias, kita tidak bisa lagi mengidentifikasi warna lagi seperti dulu sesuai warna dasar.
"Keterpengaruhan tehnologi membuat warna menjadi bias, unsur - unsur warna tehnologi seperti warna "silver" akan berpadu dengan warna - warna dasar",ujarnya.
Memahami perilaku konsumen terutama generasi Millenial, Dulux yang sudah berpengalaman 15 tahun ingin membantu mereka mewujudkan suasana  rumah menyenangkan lewat warna - warna yang bisa membawa suasana hati.
Mariska Prudence, seorang "travel blogger" yang sudah menjelajahi berbagai tempat wisata menceritakan dirinya merindukan rumah karena bisa membuat dirinya menjadi diri sendiri.
"Rumahlah yang membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri, tanpa make-up dan berpakaian sesuka kita",ujarnya. Mariska mengakui dirinya tidak sempat mengubah interior rumahnya karena jam terbangnya yang tinggi ke berbagai tempat.
Mengapa kita perlu mengubah warna interior rumah kita? Menurut Jeremy Rowe, seperti tren baju yang setiap tahun berubah, warna interior pun demikian, mengikuti suasana hati. Cosmas Gozali menegaskan warna bisa mempengaruhi mood seseorang.
"Warna mempengaruhi tindakan dan emosi seseorang yang berada dalam suatu ruangan", ujar Cosmas menggarisbawahi pendapat Jeremy.Â