Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bekerja dari Rumah Tidak Menakutkan, Kok!

12 Juli 2017   13:35 Diperbarui: 12 Juli 2017   17:55 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Beberapa perusahaan IT dunia kini tidak mewajibkan semua karyawannya hadir di kantor untuk melakukan pekerjaan kantor. Perusahaan seperti Google, Microsoft, Facebook memberikan kebebasan kepada karyawan di bidang-bidang tertentu dalam mengerjakan tugas-tugas perusahaan.

Tentu pola kerja ini merobohkan pola kerja tradisional warisan dari revolusi industri di abad pertengahan. Revolusi digital mengubah paradigma konsep kerja, cara berkerja dan lokasi bekerja, apalagi setelah tehnologi internet dan perangkat-perangkat pendukung semakin mudah terjangkau harganya.

Generasi Millenial identik dengan generasi digital, generasi sebelumnya masih memegang "pakem" peninggalan warisan revolusi industri. Bahwa bekerja harus di kantor atau pabrik, profesi populer adalah pegawai bank, insinyur, dokter, PNS, polisi/militer.

Profesi-profesi tersebut mungkin sudah tidak menarik lagi bagi lulusan PT saat ini, banyak profesi-profesi yang berkait industri teknologi dan informasi menjanjikan bayaran tinggi. Lokasi kerja pun tidak terbatas oleh batas nasional, tapi melebar tanpa batas negara. Bisa saja seseorang bekerja di Indonesia tapi untuk sebuah perusahaan di Skandinavia, atau sebaliknya.

Menarik sekali perubahan budaya kerja ini, terutama bagi yang memahami dan mau belajar tentang seluk-beluk industri IT secara umum. Apakah semua orang sudah tahu peluang kerja tersebut? Meski informasi di dunia maya sangat berlimpah, tidak banyak pengguna gadget memanfaatkan dengan baik informasi tersebut dan membaca tren kerja saat ini.

Contoh paling mudah adalah gelombang "onlinisasi" transportasi di kota-kota besar di Indonesia, meski akses kerja ini membuka peluang seluas-luasnya bagi pemilik kendaraan bermotor, masih ada saja pengangguran.

Apa Penyebabnya?
"Mental Block", seseorang sering terjebak dalam pemikirannya sendiri yang terkadang tidak sesuai kenyataan. Mencari pekerjaan sesungguhnya susah-susah gampang, bila pekerjaan diartikan dengan asal bekerja mungkin mudah. Kenyataannya kebanyakan orang mempunyai kriteria sendiri terhadap pekerjaan yang ingin dilakukan. Susahnya mereka tidak mengetahui pekerjaan seperti apa yang diinginkan.

Setiap orang atau lulusan perlu menggali lebih dalam kemampuan dan minatnya terhadap suatu bidang pekerjaan, dari situ lebih mudah mengetahui jenis pekerjaan seperti apa yang diinginkan. Tidak asal kerja, kerja tapi tidak sesuai dengan hati akhirnya hanya menghasilkan output tidak maksimal.

Pada akhirnya pertimbangan memilih pekerjaan adalah bukan pekerjaan yang disenangi atau diminati tapi pekerjaan apa yang memberikan hasil terbesar.

Kantor atau Rumah?
Tren belakang ini orang memandang hidup lebih berimbang, selain dapat bekerja dengan pendapatan cukup tapi juga mempunyai "quality time" dengan keluarga terdekat atau sahabat. Untuk mereka yang berkerja di perusahaan, waktu senggang hanya pada hari libur reguler atau libur nasional baru bisa menikmati hasil kerja dengan keluarga. Sedangkan mereka yang memilih bekerja mandiri lebih mempunyai banyak waktu dengan keluarga atau sahabat.

Padahal kehidupan berkualitas perlu intensitas relasi antar anggota keluarga yang dituangkan dalam waktu kebersamaan. Apakah mungkin berhasil dengan baik kita menciptakan kualitas hidup lebih bila kita banyak menghabiskan waktu di luar rumah lebih dari 12 jam per hari? Rasanya tidak mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun