Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Pembuat konten video, host podcast , selebihnya pengangguran banyak acara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penggunaan Kata "Murtad" Dalam Pindah Agama

22 Juni 2015   09:44 Diperbarui: 13 Juli 2015   06:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu ini media massa juga medsos aktif membahas kepindahan keyakinan seorang bintang film yang pernah memerankan tokoh agama dari agama mayorits. Berbagai tanggapan /comment ditujukan kepada sosok sang bintang film, seperti biasa ada polarisasi antara yang pro, kotrak dan netral. Sudah jadi rahasia umum bila ada publik figur pindah keyakinan dari keyakinan minoritas ke mayoritas   media akan cenderung memberi ruang lebih, terutama di format berita infotainment yang memungkin untuk itu, tapi bila sang publik figur pindah keyakinan mayoritas ke minoritas , ruang media cenderung sempit ( perlu penelitian lebih lanjut).

Pada sisi lain yang patut dicermati adalah substansi dari isi berita, selalu berbanding terbalik, dimana kepindahan keyakinan dari minoritas ke mayoritas selalu ditampilkan tanggapan penuh sukacita, sebaliknya bila dari mayoritas ke minoritas selalu dimunculkan tanggapan minor. Terlihat sekali lewat pemilihan kata "murtad" sebagai label untuk sosok yang baru pindah keyakinan itu. 

Kalo dipikir sungguh tidak adil, tapi itu kenyataannya, meski negara sudah menjamin kemerdekaan memeluk keyakinan, tapi tidak terpahami oleh masyarakat, bahkan oleh tokoh agama sekali pun. Indonesia bukan negara agama, meski fakta nya ada agama mayoritas di negeri ini. Salam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun