Mohon tunggu...
Sigit Ariwibowo
Sigit Ariwibowo Mohon Tunggu... -

Saya orang yang serius bila diajak serius.. Enjoy is easy....................

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang kaya yang miskin

6 Januari 2012   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terbayang tidak oleh kita ada orang yang memiliki mobil bejibun, rumah dimana-mana, perusahaan dengan cabang berserakan. Kalau dihitung-hitung mungkin keuntungannya bisa ratusan juta per bulan bahkan mencapai milyaran rupiah. Kita (saya mewakili orang miskin harta) di Indonesia pasti akan mengira mereka para KONGLOMERAT itu bahagia dengan kekayaannya. Kita yang miskin menganggap kalau kita seperti mereka pasti kita bahagia.

Pertanyaan yang kritis perlu diajukan kepada kita (yang merasa miskin harta) mengapa kita bisa beranggapan seperti itu? apakah kekayaan itu dinilai hanya dengan materi belaka? dan pastikah orang yang kaya raya pasti hidup bahagaia???

Buya HAMKA berkata : "Orang yang bahagia itu tidak selalu orang yang memiliki dompet tebal (orang berduit)."

Kalau kita yang sebagai umat islam yang belajar ilmu agama dengan benar pasti mengetahui di dalam hadits nabi shalallahu alaihi wa sallam ditemukan perkataan nabi kita " laisal ginna bi kastrotil maal, innal ginna ginnannafs" (artinya : tidaklah kekayaan  itu di lihat dari banyaknya harta, sesungguhnya kekayaan itu adalah kaya hati). Shodaqo rasulullah....benar apa yang dikatan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Betapa banyak orang yang notabennya kaya tapi tidak tenang hidupnya, dikejar-bayangan ketakutan karena mereka meraih kekayaan dengan menyakiti banyak orang, mereka meraih kekayaan dengan mendzolimi rakyat jelata. Hidup mereka dilihat secara lahir kaya, tapi dilihat dari batinnya apakah benar-benar menjadi orang kaya??

Kasihan sekali kita yang sudah miskin menjadi tambah miskin dengan khayalan yang tak kunjung datang, ingin kaya agar bahagia. Jika kita kekurangan harta bukan berarti kita tidak bisa bahagia, kita bisa meraih kebahagiaan dengan kenikmatan menjadi orang baik, tidak mendzalimi orang lain ( tidak seperti penguasa yang selalu menyakiti rakya jelata). Kita bisa meraih kebahagiaan dengan qonaah terhadap rizki yang Allah telah berikan dan kita bisa hidup bahagia dengan mengambil setiap musibah sebagai guru dalam hidup kita.

Bukan berarti semua orang yang kaya harta tidak bahagai, itu salah. orang yang kaya harta itu dapat merasakan kebahagiaan jika ia hidup dalam naungan agama. Ia senantiasa menjalankan perintah agamanya, sehinga ia mencari rizki tidak liar ( menghalalkan segala cara) yang menyebabkan orang lain tersakiti. Ia senantiasa banyak membantu orang dengan kekayaannya. karena kenikmatan bahagia itu dapat kita rasakan tatkala kita dapat membantu orang disekitar kita. Jika ia memiliki orang tua dan karib kerabat yang miskin maka ia membantunya terlebih dahulu sebelum orang lain. Maka kebahagian yang dimiliku orang tersebut tak akan bisa dinilai dengan sejumlah materi dunia, karena kebahagiaan yang dinikmati orang tersebut bersumber dari Illahi.

Allah berfirman dan surat annahl:

"Man 'amalan min dzakarin aw unsta fahuwa mukmin fala nuhyiyan hayatan thoyyiba"

Artinya : "barang siapa yang beramal sholeh dari laki-laki dan perempuan dan ia adalah orang beriman (kepada Allah) maka Allah akan berikan kepada mereka kehidupan yang baik"

Allah mengatakan "Hayatan Thoyyiba" bukan "Hayatan Bi kastrotil maal".....karena memang ukuran kebahagiaan itu bukan dari banyaknya harta, tapi dari banyaknya amal sholeh...

Bagi yang sudah memiliki harta yang banyak maka perbanyaklah amal sholeh niscaya akan bahagia dunia dan akhirat, dan bagi yang sedikit memiliki harta maka qonaah lah atas pemberian Allah atas rizki dan berbuat baiklah niscaya allah akan hadirkan kebahagiaan dalam hatimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun