Mohon tunggu...
Sigit Arifin
Sigit Arifin Mohon Tunggu... Technical Intern Trainee di Aichi Japan -

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahasa Indonesia yang Baik dan Indah

9 Januari 2019   22:43 Diperbarui: 13 Januari 2019   14:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( dokpri: foto diambil saat musim dingin di gifu japan )

Sejak kecil aku diajarkan ibu guru berbahasa indonesia yang baik dan benar. Guru Pertamaku di sekolah, Siti namanya. Ada yang masih ingat Gurumu kelas satu SD??? Baca tulis, "Ini Ibu Budi" misalnya. Lalu kelas dua oleh Bu Suci mulai diajarkan pola kalimat subyek predikat obyek kata keterangan dan sebagainya. Kelas tiga oleh Bu Kus Winarning mulai belajar tentang prosa narasi fiksi nonfiksi dan sebagainya. Di suruh menulis karangan, kebanyakan temanya pasti tentang liburan sekolah. Iya kan??? Pergi tamasaya bersama keluarga, membantu ibu di dapur, atau membantu ayah di ladang ( kalau yang satu ini sih kayaknya bohong daripada gak ada tema :) ). 

Cukup menyenangkan memang. Berlanjut ke kelas empat oleh Ibu Soemarni, sedikit galak. Kelas lima oleh Ibu Siti Aminah, ( maaf ) sedikit glamor karena memang rumahnya pun paling mewah di desaku waktu itu. Kelas enam oleh Pak Winarto, humoris tapi kadang killer. Bahasa Indonesia yang baik dan Benar mulai sedikit menjemukan, membosankan dan kantuk. Apalagi mulai masuk SLTP. Sampai-sampai di SMK aku di juluki "Walimun" si raja tidur. Malam begadang nongkrong main gitar, pagi sekolah. Duduk paling pojok kiri paling belakang, tidur. Pas praktek Otomotif didalam mobil praktek, tidur lagi. Don't try this at school, please. Dan mulai saat-saat itu aku lupa nama nama guruku. 

Setelah dewasa aku mulai tau ada bahasa Indonesia yang pintar dan lucu. Contohnya Ir. LiesHartono atau yang dikenal dengan nama Cak Lontong . Struktur bahasanya baku namun mengandung logika absurd yang menantang pendengarnya untuk berpikir. Lalu ada Joko Pinurbo. Sastrawan yang saya pikir setelah WS Rendra, dunia sastra di indonesia tak ada lagi. Tapi Joko Pinurbo bagi saya membawa angin segar di dunia kesusastraan kembali berhembus. Lewat puisinya Kamus Kecil beliau mengaku "Aku di besarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu". Atas pencapaianya beliau telah memperoleh berbagai penghargaan dan karyanya telah di terjemahkan antara lain ke dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Mandarin. Sejumlah puisinya juga telah di musikalisasi antara lain oleh Oppie Andaresta dan Ananda Sukarlan.

Belakangan aku sadar ada bahasa indonesia yang baik dan  indah. Setelah terinspirasi dari banyak tokoh tokoh sufi. Di jaman sekarang ini di indonesia yang kita kenal ada nama nama seperti Gus Dur, Gus Mus, Cak Nun, Gus Candra Malik, Kyai Budi dan banyak lagi yang mungkin kita tak kenal karena menyembunyikan kesufiannya. Pengemis yang sering kau abaikan di jalan, pemulung yang sering lalu lalang di depan rumahmu, penjual ikan asin langgananmu di lapak emperan pasarpun bisa jadi dia seorang sufi. Bahkan sufi jancuk pun ada, Sujiwo Tejo :)

Dulu mendengar kata cinta  dahiku mengerenyit, seolah itu lebay, dan sedikit menjijikan. Tapi lewat beliau beliau ini aku tau cinta itu maqom tertinggi di atas ikhlas dan Sabar. Cinta itu Suci. Cinta itu Agung. Kalau sudah cinta pasti ikhlas. Kalau sudah Ikhlas pasti sabar. Kalau sudah sabar pasti selamanya. Kalau ada batasanya itu bukan sabar. Kalau sudah tak sabar mana mungkin ikhlas. Kalau sudah tak ikhlas muskil Cinta. Bahasa Indonesia yang baik dan Indah kini menuntunku menuliskan sebuah puisi tanpa dahiku mengerenyit.

Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Indah

:teruntuk istriku
Waktu kecil kita di ajarkan bahasa Endonesya yang baik dan benar
Setelah dewasa kita butuh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu
Seperti Joko Pinurbo dalam puisi-puisinya
Walaupun Indonesia sekarang makin lucu walau tanpa grup-grup lawak sekalipun
Tapi mah !
Bagi kita tak cukup
Perlu Bahasa Ngendonesya yang baik dan indah
Sebagai contoh:
Merindukan adalah kata kerja
Dan rindu itu kata benda
Sedangkan Mencintai adalah kata kerja
Tapi cinta itu, Kata hati

( Japan, 7 Januari 2019 )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun