Sejak masih remaja, saya sudah mulai menggemari musik Jazz. Pada awalnya saya kesulitan untuk bisa menikmati jenis musik yang satu ini. Namun karena penasaran dan ada keinginan disebut berkelas kalau menggemari musik jazz, saya terus berusaha untuk bisa menyukainya, hingga akhirnya berhasil dan mulailah benar-benar bisa menikmatinya. Dari mulai Chick Corea, Bob James, David Benit, dan masih banyak lagi musisi jazz yang saat itu bahkan hingga saat ini karyanya masih saya sukai.
Sebaliknya saat itu saya tidak menyukai musik dangdut, alasannya sederhana saya tidak ingin disebut atau disejajarkan dengan masyarakat kelas bawah yang memang umumnya mereka menyukai musik jenis ini. Padahal sebetulnya saat itu saya juga adalah bagian dari mereka. Penilaian negatif saya itu berhasil membuat saya benar-benar tidak menyukai satu pun lagu dangdut. Rasanya menderita kuping ini saat harus terpaksa mendengar hentakan gendang, tiupan seruling dan suara penyanyi yang meliuk-liuk khas dangdut..
Sekarang saya tidak lagi fanatik terhadap musik jazz dan juga tidak membenci musik dangdut. Sekarang saya memebuka diri untuk jenis musik apa pun, tidak lagi berprasangka buruk terhadap musik apa pun. Jika itu sesuai dengan irama hati, saya pun akan menyukainya, apa pun jenis musiknya. Setelah saya tidak lagi berprasangka buruk pada musik dangdut, ajaib, Saya menikmatinya dan bisa bahagia dibuatnya. Malah, ada beberapa lagu dangdut yang waktu saya masih kecil dulu sering diputar oleh tetangga dan terdengar kembali saat ini, itu bisa mengingatkan saya kembali ke masa anak-anak yang penuh dengan keceriaan. Itu kan berarti musik dangdut juga berjasa dalam mengaitkan ingatan saya pada keindahan masa lalu.
Rupanya ketika kita berprasangka baik pada sesuatu, maka kita akan melihat dan merasakan sisi menyenangkan darinya. Sebaliknya, jika kita berprasangka buruk pada sesuatu, maka kita pun akan terbutakan akan kebaikan-kebaikannya, hanya keburukannyalah yang terlihat dan terasa. Ini bukan soal benar atau salah dalam menilai, ini soal sudut pandang kita yang berdampak langsung pada kebahagiaan kita. Intinya adalah, prasangka buruk akan membuat perasaan kita buruk, prasangka baik akan membuat perasaan kita baik. Jika kita ingin bahagia, selalulah berprasangka baik.