Berita tentang penculikan anak akhir-akhir ini makin memprihatinkan, hal ini sudah meresahkan hampir seluruh pelosok tanah air. Bukan isu baru tentang isu penculikan anak, sejak tahun lalu saja berita ini sudah bergentayangan bebas. Celakanya polisi belum dapat mengunggkap aktor di balik isu penculikan tsb. Dan sekarang berita tentang kasus penculikan anak sudah meluas dan susah untuk redakan, menginggat banyaknya pemberitaan yang masif baik di media electronik terlebih media sosial.
Dari kejadian itu, polisi juga sebenarnya tak tinggal diam. Terlihat dari media sosial humas Polri yang rutin menginformasikan, bahwa berita penculikan anak adalah berita Hoax belaka. seperti yang disampaikan oleh Kapolri “Saya yakinkan dan sudah cek, di Sumatera Utara dan beberapa wilayah lain termasuk Jakarta, berita tersebut adalah berita hoax,” ujarnya. Saya yakinkan dan sudah cek, di Sumatera Utara dan beberapa wilayah lain termasuk Jakarta, berita tersebut adalah berita hoax,” ujar Kapolri di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/3/2017). Sumber Kompas.
Namun yang menjadi pemikiran saya, apakah hanya melakukan kroscek saja sudah cukup. Tidakah diperlukan penyelidikan lebih lanjut, menginggat isu tentang penculikan ini sudah banyak memakan korban. Jadi masihkah berita ini dianggap Hoax belaka? Mengapa harus ada jatuh korban hampir setiap harinya. Sebagai orang tua yang memiliki anak kecil, berita semacam ini adalah mimpi buruk. Bukan karena berita ini lalu kita super protektif terhadap anak, tapi kejadian akhir-akhir ini membuat saya super baper. Biasanya untuk berangkat mengaji sore yang jaraknya hanya 150 meter anak berangkat sendiri, kini harus antar jemput.
Berita penculikan yang dikatakan Kepolisian hanya Hoax belaka, sepertinya tidak sejalan dengan masifnya berita yang tiap hari tayang di media. Dan faktanya lagi, ditempat tinggal saya baru-baru ini hampir terjadi kasus penculikan. Masalahnya adalah, yang menjadi korban penculikan tidak mau melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Berita tsb saya dapatkan dari istri yang kebetulan mendengar langsung dari tetangga korban.
Cerita singkatnya, sore itu korban sedang bermain di teras rumahnya sambil menangis karena minta sesuatu tidak dikabulkan ibunya. Sementara si ibu sedang sibuk di dapur, entah mencuci piring atau memasak. Tiba-tiba saja si ibu merasa aneh, tanggis anaknya yang tadi keras dan jelas makin lama semangkin hilang menjauh. Keluarlah si ibu dari dalam rumah, dan mendapatkan sosok ibu tua tengah mengendong anaknya sambil berjalan dengan cepat. Si ibu langsung lari dan merebut si anak,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H