Insiden lift jatuh kembali terjadi, kali ini terjadi di pusat belanja Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017). Terjadinya insiden ini tentu sangat kita sayangkan, menginggat baru beberapa bulan yang lalu juga terjadi insiden yang menelan korban jiwa. Sebelumnya insiden yang sama terjadi di Gedung Nestle, Perkantoran Hijau Arkadia, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (10/12) memakan 2 orang korban. Masalahnya lantaran kabel berdiameter rope governor 8 MM diganti 6 MM, ini yang menyebkan rem tidak bekerja. Dua orang teknisi dan seorang Direktur Utama PT. Eltek Indonutama di jadikan tersangka oleh kepolisian.
Menyusul insiden di awal tahun 2017, terjadi di gedung BRI II, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Korban mengalami luka di bagian kepala akibat kejatuhan bagian atap lift. "Pernyataan dari pihak BRI II, tidak ada insiden lift terjatuh, yang ada lift mengalami overshoot." (Sumber Kompas)  Atas kejadian tersebut, pihak BRI sampai mendatangkan ahli dari Jepang untuk melakukan investigasi terkait insiden yang terjadi dan melakukan safety audit untuk seluruh lift yang ada di gedung itu. Ini salah satu contoh penanganan yang baik dari pihak BRI II.
Sekarang kita kembali lagi pada insiden lift terjatuh yang terjadi di blok M Square. Kejadian yang memilukan walaupun tidak sampai merengut korban jiwa, setidaknya menjadi pelajaran bagi setiap pengelola gedung untuk selalu melakukan Maintenance baik yang bersifat Daily, Weekly, monthly sampai tindakan preventif. Ini sangat perlu dilakukan, bukan hanya untuk gedung perkantoran, pusat belanja, tapi juga untuk semua lift yang di gunakan di suatu gedung.
Saya mencoba menjelaskan, sekaligus merangkum informasi terkait insiden jatuhnya lift di pusat belanja Blok M Square. Tujuanya hanya agar kita semua paham penyebab dan potensi bahaya jika tidak mengikuti peraturan yang tertera pada liftÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H