Mohon tunggu...
Sigit Zulmunir
Sigit Zulmunir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Kegiatan saya sehari-hari, menulis. Berbagai informasi dan pemikiran saya aktualisasikan dalam tulisan. Saya seorang penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Daya Beli Turun, Pedagang Pasar di Garut Keluhkan Banyak Barang Jualan Dibuang

5 Oktober 2024   09:11 Diperbarui: 5 Oktober 2024   09:41 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Garut - Pedang di pasar Induk Ciawitali, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat. Akibatnya banyak barang dagang yang terpaksa dibuang.

Salah satu komoditi yang paling terdampak yakni sayuran. Alasannya karena tidak tahan lama. "Kemarin sayuran yang banyak dibuang itu tomat, kubis dan mentimun. Padahal harganya sudah murah sampai kubis Rp 600/kilogram, tetap saja kurang pembelinya," ujar Taufik Budiman, 53 tahun pedagang sayur di Pasar Ciawitali Garut, Kamis, 3 Oktober 2024.

Menurut dia, penurunan daya beli masyarakat itu mencapai sekitar 70 persen. Dia mencontohkan sebelum pemilihan Presiden, dirinya dapat menjual berbagai jenis sayuran sebanyak 4 ton dalam sehari. Namun kini hanya mampu menjual sebanyak 1 ton saja.

Jenis sayuran yang tidak terpengaruh yakni cabai. Meski harga cabai mengalami peningkatan seperti cabai rawit Inul dari Rp 25 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogramnya, tetap diburu pembeli. Sedangkan jenis sayur lainnya mengalami penurunan omset. "Harga yang kita jual ini tidak terlalu mahal karena langsung mengambil dari petani, tetap saja daya beli kurang," ujar Taufik.

Hal senada pun diungkapkan, Rahmi, 42 tahun, pedagang beras di Pasar Induk Ciawitali. Dia mengaku penjualan berasnya menurun pasca Pemilihan Umum. Biasanya dia mampu menjual beras jenis premium dan medium sebanyak 5 kwintal sampai 1 ton dalam sehari. Namun kini penjualan berasnya tidak mencapai 5 kwintal. "Sekarang omset jualan paling tinggi sehari itu Rp 2 juta," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, suasana di pasar induk Ciawitali relatif lenggang. Padahal waktu baru menunjukan pukul 08.00 WIB. Bahkan sebagian pedagang pun telah membereskan lapak jualannya. Biasanya, pasar ini selalu ramai pengunjung hingga siang pukul 12.00 WIB.

Menanggapi keluhan para pedagang pasar, Calon Bupati Garut, yang juga petahana wakil Bupati 2014-2023, Helmi Budiman, mengaku telah menyiapkan beberapa upaya untuk mendorong penghasilan para pedagang. Salah satunya, pemerintah akan memberikan bimbingan kepada pedang untuk dapat berjualan secara online. Langkah itu diharapkan agar produk yang berasal dari Garut khusunya pertanian dapat dijual ke berbagai daerah di Indonesia.

Sementara untuk meningkatkan daya beli masyarakat Garut, Helmi mengaku akan berupaya untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Garut. Baik investasi dibidang industri tekstil maupun yang lainnya.

Selain itu, Helmi mengaku akan memperbaiki sektor Pariwisata. Alasannya agar tingkat kunjungan wisatawan ke Garut mengalami peningkatan. "Bila wisatawan banyak datang ke Garut, otomatis akan banyak uang yang dibuang. Ini akan mendongkrak daya beli," ujar Helmi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun