Mohon tunggu...
Sigit Bayu Pamadi
Sigit Bayu Pamadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengisi waktu luang membuat berita yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Singgih Januratmoko: Santri Profesional Bakal Jadi Tulang Punggung Indonesia Emas 2045

22 Oktober 2022   13:06 Diperbarui: 22 Oktober 2022   13:27 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko. (Foto: Dok)

JAKARTA - Sejak diundangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu, setiap 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri. Peringatan tersebut menjadi monumen bagi para santri, yang mewarnai sejarah bangsa jauh sebelum negara Indonesia berdiri, Jumat (22/10/2022).

"Sejak zaman pergerakan nasional pada awal abad ke-20, revolusi fisik, bahkan mempertahankan kemerdekaan pada 1945. Para santri tidak henti mencurahkan pikiran, tenaga, bahkan merelakan nyawanya demi bangsa dan NKRI," ujar Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko.

Menurut Singgih, bangsa dan negara ini punya utang moral kepada para santri, "Jadi sangat tepat kalau Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, mengangkat tema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan". Artinya, santri tidak hanya berkutat dengan ilmu agama, tapi juga sebagai profesional yang selalu mencari solusi atas segala permasalahan bangsa.

Ia menjelaskan para santri adalah juga seorang intelektual, sebagaimana para santri pada era pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekan, "Para santri seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Dahlan Iskan hingga KH Misbach dan lain-lain, mereka adalah intelektual yang membangun dan mencerahkan," paparnya.

Meskipun mereka hidup pada era yang berbeda, namun nilai-nilai luhur yang mereka perjuangkan masih relevan pada era modern ini. Menurut Singgih dengan kecerdasan intelektual dan spiritual, para santri adalah modal pembangunan Indonesia hari ini dan masa depan.

"Generasi hari ini, yang ditempa di pondok-pondok pesantren, mereka memiliki kecerdasan sekaligus kesalehan sosial, bakal mewarnai Indonesia Emas 2045," Singgih memaparkan.

Untuk itu, sudah saatnya para santri mengikuti jejak para pahlawan itu. Mereka tidak hanya piawai dan ahli dalam ilmu agama saja. Tapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Singgih menjelaskan tugas santri memang menjaga keberlangsungan agama, "Sementara agama  memiliki tujuan utama untuk memuliakan manusia, bukan untuk merendahkan martabat kemanusiaan. Tentu para santri intelektual juga memegang prinsip tersebut," paparnya.

Ia menyatakan tema Hari Santri yang diangkat Menteri Agama Yaqut Cholik Qoumas, "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan", sangat relevan, "Tema tersebut merupakan prinsip dalam agama, apalagi Indonesia yang majemuk. Maka seluruh rakyat Indonesia termasuk para santri harus menjaga martabat kemanusiaan, melindungi minoritas," imbuh Singgih.

Singgih menegaskan, santri intelektual inilah yang akan mewujudkan Indonesia negeri yang makmur dan sejahtera. Namun diberkahi dan dirahmati Allah yang Maha Esa. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun