Parkir berderet-deret dikawasan perumahan sudah menjadi polemik klasik di kawasan perumahan. Seperti halnya juga di kompleks perumahan di tempat saya. Parkir berderet-deret sudah jadi kebiasaan oleh warga.Â
Yang jadi polemik itu adalah ketika ada warga yang komplain ketika lahan depan rumahnya jadi lahan parkir tetangganya. Tak ayal konflik pun terjadi antara warga yang merasa terganggu karena depan rumahnya diparkirin dengan warga yang parkir.
Sampai tetangga saya tersebut menaruh pot bunga di lahan depan rumahnya. Namun malah potnya dipindah oleh tetangga yang mau parkir mobil sehingga malah jadi tambah konflik karena enggak ada yang mau mengalah. Masing-masing mempertahankan pendapatnya yang lebih benar.Â
Sampai sekarang konflik masih berlangsung dan situasi hubungan bertetangga pun jadi tidak harmonis, karena masalah parkir tersebut.
Ya, apa yang dialami tetangga saya itu ternyata juga saya alami, bahkan saya lebih parah. Ini kasusnya beberapa tetangga belakang rumah saya parkir di lahan depan rumah saya, tidak hanya satu mobil tapi sampai tiga buah mobil.Â
Saya tegur, malah mereka yang marah sama saya. Padahal yang namanya parkir dibadan jalan meski itu lahan depan rumah saya itu mengganggu fungsi utama jalan.
Mereka yang parkir itu malah balik nanya kalau enggak parkir di lahan depan rumah saya mau parkir dimana. Malah saya yang disuruh mikir. Padahal harusnya mereka yang berpikir, enggak punya lahan garasi dan punya rumah dibelakang kok beli mobil.
Tapi ya begitulah, omongan saya enggak didengar malah saya yang merasa terintimidasi dengan mereka, jadi ya sudahlah mau bagaimana lagi. Yang jelas sekarang ini hubungan saya dengan tiga tetangga belakang rumah agak tidak harmonis karena polemik parkir di lahan depan rumah saya.
Hal ini tentunya jadi polemik yang lain, gara-gara tetangga memarkirkan mobik dilahan depan rumah malah menimbulkan ketidak harmonisan dalam bertetangga.