Selain itu juga adalah, enggak memberi contoh dan arahan yang jelas tentang kelanjutan project atau produk kerja, sehingga anggota mengerjakan project dan produk kerja sesuai asumsi masing-masing. Tapi ketika project selesai tahunya malah menyalahkan.
Kan menyebalkan kalau begini toh.
2. Gampang emosian suasana jadi tegang.
Setiap ada masalah kecil emosi langsung meledak-ledak padahal bisa diselesaikan dengan baik-baik. Tapi emosi enggak terkontrol tahunya marah dan marah.
Lain itu juga adalah, nada tinggi dan menjurus bentakan-bentakan saat meeting bikin anggota teamwork jadi keder atau urung sumbangsih ide dan saran.
Kan nyebelin banget begini ini.
3. Micro managing kronis, pantau kerjaan terus.
Menanyakan progres kerjaan terus-menerus setiap jam, sehingga bikin anggota teamwork enggak fokus dalam bekerja. Terlalu mengatur detail-detail yang kecil yang padahal bisa diserahkan kepada anggota teamwork.
Kan bikin sebel kayak gini, masa enggak percaya anggota sampai sedetil itu jabanin kerjaan anggota.
4. Ghosting saat timing teamwork butuh jawaban.
Pas deadline project atau produk kerja mepet tiba-tiba susah dihubungin, malah menghilang susah dicari keberadaannya.Â