Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Agar Presentasi Enggak Berantakan, Ini yang Bisa Diterapkan

13 Mei 2024   13:26 Diperbarui: 13 Mei 2024   18:49 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kira-kira yang mesti dipersiapkan dan diperhatikan sebelum melakukan presentasi?

Ya, presentasi merupakan metode yang diterapkan dalam rangka untuk menyampaikan atau memaparkan informasi secara langsung kepada orang lain atau audiens.

Terkadang soal presentasi ini, si pemapar materi presentasi terkesan menjemukan dan tidak bisa membawa audiens masuk dalam materi, serta gagal menguasai panggung.

Akhirnya presentasi dinilai berantakan oleh para audiens karena tidak dipersiapkan dengan optimal. Audiens malah tidak dapat menyerap apa materi yang dipaparkan.

Nah, berkaitan dengan itu, penulis ingin berbagi pengalaman terkait presentasi yang pernah penulis paparkan kepada audiens dan mampu membawa suasana yang apik dan chemistry antara si pemapar presentasi dan audiens.

Lantas apa sajakah itu?

Pertama, paham terhadap audiens yang menjadi peserta.

Ya, kerap kali ketika kita melakukan presentasi, kita hanya terfokus pada materi apa yang mau kita paparkan kepada audiens tanpa melihat siapa audiensnya, termasuk bukannya apa yang mau didengar oleh audiens. Sehingga presentasi kita jadi enggak optimal.

Sebaiknya kita paham dan kenali terlebih dahulu siapa audiens kita, paham genrenya, apakah gen Y, gen X, atau mungkin gen Z. Dengan demikian kita bisa mengadaptasikan materi yang akan kita paparkan sesuai genre tersebut.

Kedua, paham terhadap tujuan presentasi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun