Saya pernah punya rekan kerja yang juga bawahan saya tapi memiliki perilaku yang bad attitude. Sopan santunnya enggak beretika di kantor baik itu kepada saya maupun kepada anggota tim saya.
Kepada saya misalnya, padahal saya adalah atasannya, tetapi enggak punya sikap dan respek, enggak tahu bagaimana bersikap antara atasan dan bawahan.Â
Kemudian kepada anggota tim saya misalnya, sering usil ngurusin kerjaan anggota tim, pokoknya ada saja tingkahnya yang mengganggu kenyamanan anggota tim. Bahkan dengan rekan kerja yang lebih senior dalam tim dia juga berperilaku bad attitude.
Memang sih, sebelumnya saya dan dia itu setara dalam tim, tapi seiring waktu saya mendapat rezeki mendahului dipromosikan jadi atasannya, tapi yaitu dia masih berperilaku sama seperti sebelumnya saat masih selevel.
Dia masih merasa karena saya dan dia pernah dilevel yang sama dan juga temannya, maka hierarki antara atasan dan bawahan enggak berlaku baginya, padahal enggak bisa begitu dong.
Biar bagaimanapun juga, saya sudah jadi atasannya, maka sudah seharusnya dia patuh pada aturan hierarki terkait bagaimana bersikap bahwa saya atasannya dan dia sebagai bawahan saya.
Dalam kondisi inipun, anggota tim akhirnya melaporkan tindakan dia kepada saya, bahwa perilaku dia yang bad attitude itu sudah sangat mengganggu anggota tim.
Di sinilah saya enggak bisa tinggal diam, sebab kalau dibiarkan, wibawa saya akan jatuh di mata anggota tim, dia akan merasa superior, bahwa tindakannya benar. Oleh karenanya agar dia tidak menganggu keutuhan tim, maka harus dikasih tindakan terukur.
Lantas apa tindakannya?
Yang jelas, atasan atau leader dalam tim sangat berperan vital dalam mengatasi karyawan yang bad attitude ini.