Syukur, pelampung jiwa yang mencegah tenggelam dalam keputusasaan?
Apakah maksudnya?
Bersyukurlah, syukurilah apa yang ada.
Begitukah bersyukur?
Ya, begitulah kira-kira, syukur kerap mudah diucapkan tapi kerap sulit diejawantahkan dalam kehidupan keseharian terkait seperti apa sebenarnya bersyukur.
Kalau saya, supaya saya tidak tenggelam dalam keputusasaan dalam kehidupan dan terlalu pasrah dengan keadaan, maka di bawah inilah yang saya terapkan.
1. Jangan selalu melihat keatas.
Hidup itu kalau selalu melihat ke atas terus jadi lupa menengok ke bawah, kita jadi lupa bersyukur. Melihat orang lain kehidupannya di atas kita, eh kitanya kadang julid dan mengeluh. Kenapa ya kok mereka bisa kaya, kenapa ya kita kok gini-gini aja. Sehingga jatuhnya bisa iri dan dengki.
Padahal kalau mau menengok ke bawah, tidak sedikit orang-orang yang kehidupannya di bawah kita bahkan jauh di bawah kita, seperti mereka yang berjuang hidup di bawah garis kemiskinan.
Inilah prinsip yang saya terapkan dalam hidup, saya selalu bersyukur dengan kehidupan yang sekarang saya jalani, menyukuri apa yang ada dengan tidak melihat keatas, tapi eling untuk selalu wawas diri dalam kehidupan yang sedang dijalani.
2. Tetap sabar dan bersyukur ketika mendapat cobaan.
Pernah saya dan istri mendapat cobaan yang kami anggap sangat begitu berat dalam hidup yaitu ketika kami gagal memiliki anak. Ya, istri saya pernah keguguran.