Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pernah Bikin Kesalahan di Kantor, Bagaimana agar Bisa Move On?

27 Desember 2023   14:32 Diperbarui: 28 Desember 2023   13:59 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar saat pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan kantor | Dokumentasi Foto Via Freepik.com

Pernahkah Anda berbuat kesalahan di kantor yang bersangkutan dengan tugas pokok pekerjaan Anda di kantor?

Sesering apakah Anda pernah melakukan kesalahan tersebut?

Lantas juga, berapa kalikah konsekuensi punishment yang Anda terima dari pihak manajemen ataupun dari atasan Anda langsung akibat kesalahan yang Anda pernah lakukan terkait tugas pokok pekerjaan Anda tersebut?

Bagaimanakah reaksi Anda menerima atau menyikapi konsekuensi punishment atas kesalahan kerja yang Anda perbuat tersebut?

Apakah Anda sakit hati, enggak terima, dan "baper" menerima konsekuensi punishment dari kesalahan tugas pokok pekerjaan yang Anda perbuat tersebut?

Ataukah Anda menerimanya dengan legowo sebagai bentuk pertanggung jawaban diri dan pengakuan atas kesalahan yang Anda perbuat, serta berjanji untuk evaluasi dan introspeksi diri?

Ya, melakukan kesalahan terkait tugas pokok pekerjaan ini sebenarnya masihlah urusan yang logis dalam bekerja. Namun demikian kalau kesalahan yang dilakukan adalah sudah terlalu sering banget dilakukan, maka ini jelaslah hal yang enggak wajar.

Masa iya sih, bikin kesalahan tugas pokok pekerjaan kok sering banget berulang kali, apalagi kalau kesalahan berulang yang sering Anda perbuat adalah kesalahan yang sama, wah ini jelas enggak wajar banget dong. Tanda tanya besar ini namanya.

Karena kalau Anda justru terlalu sering bikin kesalahan terkait tugas pokok pekerjaan Anda ini, maka dapat dipastikan ada yang enggak benar soal bagaimana sikap evaluasi dan introspeksi diri Anda dalam hal mengemban amanah tanggung jawab pekerjaan.

Artinya, evaluasi diri dan introspeksi diri Anda hanyalah menyepelekannya belaka yaitu tidak dibarengi dengan langkah revolusi Anda untuk move on dari kesalahan-kesalahan dari pekerjaan yang pernah Anda lakukan.

Ya, soal evaluasi diri dan introspeksi diri terkait kesalahan produk pekerjaan ini, maka Anda harus seiring juga dengan langkah revolusi untuk move on dari kesalahan yang pernah Anda perbuat.

Sebab, hal ini menyangkut soal kepercayaan terkait bagaimana kinerja Anda, termasuk juga adalah bagi mutu dan kualitas Anda secara keseluruhan, perkembangan karier pun juga terdampak, begitu juga hubungan kerja terhadap rekan kerja dan terhadap atasan Anda.

Apakah Anda mau, kalau pada akhirnya Anda tidak lagi dipercaya oleh atasan dan rekan kerja Anda di kantor? Tentu saja Anda enggak mau kan kalau pada akhirnya berujung begitu?

Oleh karenanya, evaluasi diri dan introspeksi diri jangan hanya alakadarnya belaka, harus pula ada upaya serius langkah revolusi untuk move on diri atas kesalahan pekerjaan yang pernah diperbuat.

Lantas, soal langkah revolusi untuk move on dari kesalahan kerja yang pernah diperbuat ini yang bagaimana sih sebenarnya?

Ilustrasi gambar saat pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan kantor | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi gambar saat pernah berbuat kesalahan tentang pekerjaan kantor | Dokumen Foto Via Freepik.com

1. Harus ada langkah bagaimana memahami apa yang menjadi kesalahan saat bekerja, kenapa hal itu bisa terjadi, bagaimana tingkat kesalahannya, dan siapa sajakah yang terdampak akibat perbuatan salah tersebut, lalu setelahnya bolehlah dicatat di buku agenda kerja sebagai pengingat.

Ya. Agar tidak berulang kali jatuh pada kesalahan yang sama atau kesalahan lainnya dalam pekerjaan Anda, maka Anda harus pahami kesalahan tersebut, catat dalam buku agenda kerja Anda soal apa yang jadi kesalahan Anda untuk menjadi pengingat bagi kedepannya. 

Jangan ketinggalan juga untuk mencatatkannya apa yang menjadi penyebab kesalahan Anda dalam pekerjaan tersebut, catat juga tingkat toleransi kesalahannya, atau tolerir dari atasan, dan catat akibat dari kesalahan tersebut siapa sajakah rekan kerja yang turut terdampak karenanya.

Sehingga dalam hal ini, Anda memiliki catatan pengingat, ketika kedepan Anda dapat delegasi tugas untuk membuat produk kerja yang sama atau produk kerja lainnya, maka Anda tinggal buka buku agenda kerja Anda, lihat catatan "dosa" Anda tentang pekerjaan Anda.

Anda jadi ingat bahwa soal produk surat yang ini dulu kesalahannya karena banyak typo misalnya, oh dulu saya salahnya karena kalimat suratnya enggak sesuai ejaan misalnya, oh dulu saya kurang begini misalnya, oh dulu akibat produk ini salah saya kerjakan eh ternyata rekan saya ada yang terikut kena damprat atasan misalnya, dan sebagainya.

Setidaknya dengan mencatatkannya dibuku agenda sebagai catatan pengingat soal kesalahan Anda dalam pekerjaan ini, maka bisa menjadi semacam panduan ataupun acuan Anda untuk tidak jatuh pada kesalahan yang sama, membuat Anda jadi lebih teliti, tidak gegabah, maupun ceroboh.

2. Harus lapang dada ataupun legowo untuk mengakui kesalahan pekerjaan yang diperbuat dengan meminta maaf kepada atasan dan rekan kerja yang ikut terdampak atas kesalahan tersebut.

Kalau memang Anda jelas-jelas salah terkait produk kerja Anda, lebih baik akui saja enggak usah mengelak dengan berbagai alasan dan pembenaran. Daripada malah semakin menimbulkan perdebatan, sengketa, ataupun konflik, maka mengakui kesalahan yang diperbuat atas pekerjaan adalah lebih bijaksana.

Satu-satunya jalan, ya memang harus minta maaf dan mengakuinya, dengan disertai komitmen untuk lebih baik lagi kedepannya dalam mengerjakan produk kerja secara bertanggung jawab.

3. Ambil langkah evaluasi dan pembenahan diri, lalu jangan terlupa juga untuk mencatatnya dalam buku agenda kerja.

Ya, setelah tahu di manakah yang jadi letak kesalahan soal produk kerja yang dikerjakan, maka catat juga dalam buku agenda kerja bahwa langkah pembenahan ataupun perbaikan sudah dilakukan.

Seperti begini misalnya, oh di sini toh yang menjadi letak kesalahan saya dalam bekerja, lalu catat. Oh soal produk kerja yang ini, ternyata di sini sudah saya perbaiki, kemudian catat, dan lain sebagainya. 

Dengan begitu Anda memiliki catatan penting sebagai pengingat yang setidaknya bisa meminimalisasi tingkatan risiko kesalahan dalam bekerja atau ketika Anda mengerjakan produk kerja.

4. Buat daftar kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan terkait pekerjaan, termasuk daftar punishment apa saja yang pernah diterima terkait kesalahan produk kerja yang dikerjakan pada buku agenda kerja.

Enggak ada salahnya kok kalau Anda membuat semacam list "dosa" Anda terkait berapa kalinya Anda pernah bikin kesalahan soal pekerjaan ataupun produk kerja Anda pada buku agenda kerja.

Dengan begini, Anda memiliki tolok ukur diri, parameter diri, yang setidaknya dapat membuat sadar diri dan tahu diri, seberapa kali catatan "dosa" kesalahan yang diperbuat terkait pekerjaan, dan termasuk juga catatan "dosa" soal berapa kali punishment yang pernah diterima.

Sehingga kedepan Anda jadi lebih hati-hati dan wawas diri dalam setiap mengerjakan produk kerja terkait pekerjaan Anda di kantor untuk tidak mengulangi kesalahan, apalagi jatuh pada kesalahan yang sama.

5. Buat catatan deadline produk kerja secara runut dan terstruktur pada buku agenda kerja.

Ya, dengan membuat catatan deadline produk kerja begini, maka setidaknya Anda juga punya catatan, mana produk-produk kerja yang harus dikerjakan dengan segera.

Atau dengan kata lain, Anda jadi lebih terbiasa dan memahami manakah pekerjaan yang menjadi skala prioritas, produk kerja manakah yang harus segera dituntaskan dan produk kerja manakah yang masih bisa ditunda. Sekaligus juga Anda jadi tidak gegabah, ceroboh, dan grasak-grusuk dalam bekerja.

Nah, inilah langkah revolusi dalam rangka move on diri setelah Anda melakukan kesalahan di kantor terkait pekerjaan yang bisa penulis referensikan melalui artikel ini.

Yang pasti, berbuat kesalahan terkait pekerjaan itu masihlah ukuran logis, tapi akan jadi enggak wajar kalau juga Anda terlalu sering bikin kesalahan dan sering dapat punishment akibat kesalahan dan sering lalai dalam bekerja.

Jadi, sebaiknya rawat kepercayaan dengan baik terkait bagaimana kinerja Anda, dan termasuk mutu kualitas Anda dalam hal tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diamanahkan.

Artikel ke 197 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun