Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jadi Leader Red Flag, Siap-Siap Ditinggal dan Tertinggal!

13 Desember 2023   10:53 Diperbarui: 14 Desember 2023   18:28 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Leader Yang Red Flag | Dokumen Foto Via Freepik.com

Inilah sejatinya yang perlu dipedomani oleh para unsur leader di kantor, bahwasanya tuntutan dinamika kerja kekinian amatlah membutuhkan tipikal green leader.

Pemimpin green leader yang disegani dan diayomi oleh para bawahan dan dapat juga memiliki karakter leadership yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam memimpin para bawahannya.

Nah, berkaitan dengan itu, berikut ada beberapa yang bisa menjadi timbang saran dalam rangka meninggalkan tipikal leader yang red flag atau bossy banget untuk menjadi leader yang green flag atau good leader.

Pertama. Leadership yang mandatory kepada para bawahan, yaitu leader yang selalu mengedepankan empati dengan mau memosisikan dirinya ada pada posisi bawahan, atau dengan kata lain tahu menghargai posisi bawahan.

Kedua. Leadership yang careless kepada para bawahan, yaitu leader yang selalu mengutamakan kepedulian dengan mau tahu kendala ataupun hambatan yang dihadapi oleh para bawahan dalam dinamika kerja.

Ketiga. Leadership yang SIAP (Smart, Integritas, Adaptif, dan Profesional), yaitu leader yang selalu mengutamakan nurani dalam memimpin, atasan yang cerdas hatinya dengan memberi waktu yang luang bagi bawahan untuk menggapai ekspektasinya, dan leader yang tidak terlalu micro managing banget atau memberi kepercayaan kepada anggotanya.

Bukan berarti juga dalam hal ini leader itu tidak boleh marah kepada bawahan, tidak, tentu bukan seperti itu. Kalau memang bawahan memang salah dan perlu ada tindakan punishment, ya memang harus diterapkan tindakan ya diterapkan saja. 

Namun tentunya dalam hal ini, marahnya sebagai leader yang green flag ini adalah marah yang mendidik dan mengayomi, bukan marah yang memaki apalagi mempermalukan bawahan di depan umum. Tapi marah yang bijak tanpa kata-kata kasar, kotor dan emosional, marah yang bajik demi kebaikan bawahannya dalam rangka mengedukasi bawahannya secara sense of urgency.

Selain itu, leader yang green flag sudah semestinya menghilangkan micro managing, sebab sebagai leader bukan berarti harus selalu benar dan harus selalu merasa di atas soal keahlian.

Leader harus dapat memberikan kesempatan yang luas kepada para bawahan untuk bekerja dengan kepintaran dan keahlian mereka sesuai jobdesc mereka masing-masing, enggak perlu juga sampai terlalu di micro managing, percayakan kepada mereka dan apresiasi kinerja mereka.

Kalau memang ada kesalahan, maka disinilah sejatinya tugas leader yang green flag tadi, didiklah mereka dengan bijak dan bajik, tunjukkan apa yang menjadi kesalahannya dan berikan wawasan yang edukatif dan efektif terkait bagaimana cara yang benar buat kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun