Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Agar Kerjaan Enggak Sering Terbengkalai, 5 Langkah Ini Bisa Diterapkan

19 November 2023   07:32 Diperbarui: 20 November 2023   01:14 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sumber gambar Bekerja sesuai target waktu yang ditentukan | Dokumen Foto Via Freepik.com

Saya pernah mengonfirmasi terkait penyelesaian produk kerja kepada salah satu staf bawahan saya dalam teamwork, apakah produk kerja yang saya konfirmasi tersebut sudah tuntas dikerjakan karena tenggat waktunya tinggal besok.

Eh ternyata staf bawahan saya itu gelagapan, usut punya usut Dia sama sekali belum mengerjakan. Artinya produk kerjanya lama terbengkalai enggak dikerjakan.

"Ya ampun Pak, saya lupa banget Pak kalau ada produk kerja yang itu. Baik Pak. Saya segera selesaikan hari ini juga sampai tuntas, mau lembur sampai pagi pun tetap saya selesaikan pokoknya Pak."

Begitulah alibinya terkait apa yang saya tanyakan terhadap penuntasan produk kerjanya yang seharusnya diselesaikannya tapi ternyata terbengkalai.

Ya, sejujurnya kejadian begini enggak hanya sekali dua kali terjadi dalam teamwork saya. Tapi kerap terjadi. Ketika detik-detik akhir mau deadline baru ingat ada kerjaan yang belum dituntaskan.

Dan jujur juga, enggak hanya bawahan saya saja pernah kejadian begitu. Saya sendiri pun pernah mengalaminya. Detik-detik sudah mau deadline besok, eh saya baru tahu ada kerjaan yang belum selesai. 

Kalau enggak diingatkan pesan WA digrup para leader terkait produk tersebut. Bisa jadi sampai kerjaan lewat deadline saya enggak bakal tahu ada produk kerja tersebut.

Satu kerjaan ketelingsut gara-gara kelupaan enggak saya list di buku agenda kerja. Otomatis gas kencang menuntaskannya. Sampai lembur pun dibelain untuk menuntaskannya.

Nah, apakah yang saya alami dan bawahan saya alami ini Anda alami juga?

Kalau iya, apa langkah solutif yang bisa diterapkan agar kita tidak terdadak seperti kejadian yang saya ceritakan di atas?

Ya, tentu saja kita tidak boleh jatuh dilubang yang sama ketika entah itu sadar atau tidak sadar kerjaan kita terbengkalai. Sehingga ketika deadline tiba. Tiba masa tiba akal.

Oleh karenanya agar tidak kejadian kerjaan terbengkalai seperti kejadian yang saya ceritakan tadi, maka beberapa kiat ini saya sarankan sebagai solusi. Inilah juga yang saya terapkan kepada teamwork saya dan termasuk kepada saya sendiri.

Lantas, apa sajakah itu?

Ilustrasi sumber gambar Bekerja sesuai target waktu yang ditentukan | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi sumber gambar Bekerja sesuai target waktu yang ditentukan | Dokumen Foto Via Freepik.com

1. Membuat list produk kerja dan menentukan apa yang menjadi skala prioritas pekerjaan.

List semua produk kerja yang didelegasikan kepada Anda. Setelahnya baru dipilah, mana yang harus didahulukan dan mana yang kira-kira bisa ditunda dahulu.

Jangan mengerjakan produk kerja yang lainnya dahulu. Tapi utamakan produk kerja yang memang penyelesaiannya menjadi prioritas. 

Yang jelas dengan mencatat seluruh produk kerja kita ke dalam daftar pekerjaan yang harus kita tuntaskan, setidaknya menghindarkan kita dari kelupaan kejadian terbengkalainya produk kerja kita.

2. Cek berkala tenggat waktu produk kerja.

Nah, ini yang enggak boleh kelupaan. Karena biasanya setelah kerjaan di list, eh lupa mengecek secara berkala tenggat waktu produk kerja lainnya. Inilah yang kerap membuat produk kerja terbengkalai tanpa kita sadari.

Oleh karenanya agar tidak terdadak dengan tenggat waktu produk kerja, ketika sudah deadline baru kedandapan, maka pengecekan berkala tenggat waktu produk kerja harus dilakukan.

3. Jangan menerapkan multitasking yang enggak penting.

Ya, kerja nyambi main HP. Kerja nyambi scroll Medsos. Kerja nyambi main game, nyambi ngerumpi, dan nyambi lainya. Tiba ditanya kerjaan dan ternyata deadlinenya mepet. Eh baru kendadapan dan cari alasan pembenaran.

Inilah multitasking yang enggak penting dan tidak dipungkiri ini kerap berlaku di kantor. Memang sih enggak ada larangan keras untuk kita nyambi seperti di atas. Tapi mbok ya jangan kebangetan juga. Boleh sih. Tapi ya yang wajar saja dan tetap prioritas pada pekerjaan.

4. Waktu jeda istirahat yang disiplin alias jangan dipanjang-panjangin serta jangan suka ngilang-ngilang.

Waktu jeda istirahat kerja umumnya itu satu jam. Tapi ada juga yang main watak dengan sengaja ngaret. Ada yang istirahatnya sampai satu setengah jam lebih. Padahalkan bisa diefektifkan untuk menuntaskan pekerjaan.

Yang lebih parah lagi adalah, adanya perilaku "ngilang-ngilang" di kantor. Bahkan sampai "kucing-kucingan" supaya bisa "ngilang". Ketika dicari orangnya sering enggak ada. Alasannya izin tetek bengek. 

Inilah yang menyebabkan produk pekerjaan itu jadi sering terbengkalai. Kerjaan diselesaikan mepet tenggat waktu. Tiba waktu deadline baru ngebut dikerjakan.

Oleh karenanya disiplin waktu istirahat untuk kembali bekerja tepat waktu ini jangan diabaikan. Apalagi berperilaku main watak "ngilang-ngilang", karena pastinya akan membuat enggak bagus kinerja.

5. Fokus dan konsisten.

Terakhir adalah fokus dan konsisten. Konsentrasi dalam mengerjakan produk kerja. Silent HP. Flow state produk kerja. Konsisten mengecek daftar produk pekerjaan dan tenggat waktunya.

Niscaya kalau diterapkan. Kinerja, mutu, dan kualitas hasil pekerjaan akan optimal. Termasuk tidak adanya pekerjaan yang terbengkalai.

------

Nah, itulah beberapa saran yang bisa penulis sampaikan. Semoga apa yang penulis bagikan melalui artikel ini dapat menjadi manfaat bagi bersama.

Artikel ke 178 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun