Rekan kerja Anda ada yang bertipikal trouble maker?
Ya, ngomongin soal rekan kerja yang trouble maker ini saya jadi ingat apa yang dialami oleh staf bawahan saya yang sekaligus juga sebagai penyiar saat saya masih memimpin perusahaan radio.
Saat itu baginya adalah keputusan terakhirnya ketika dirinya mengingonfirmasikan dan melaporkan adanya perilaku trouble maker yang dilakukan rekan kerjanya.
Dirinya membawa sejumlah bukti berupa foto, rekaman video, dan mengajak beberapa rekan kerja yang lainnya yang senasib terdampak untuk sebagai saksi atas perilaku trouble maker yang dilakukan oknum rekan kerja yamg dilaporkannya tersebut.
Tentu sebagai atasan saya harus mengambil tindakan terukur atas perilaku oknum bawahan saya yang jadi terlapor tersebut, apalagi didukung dengan sejumlah bukti dan fakta.
Saya panggil oknum bawahan saya tersebut, saya nasehati, dan saya berikan surat peringatan pertama, serta menegaskan kalau diulangi lagi saya beri surat peringatan berikutnya atau bila sampai peringatan terakhir masih berbuat, maka saya tidak segan memecatnya.
Namun ternyata, dengan berjalannya waktu karena dia semakin enggak ada temannya di kantor alias enggak ada yang percaya sama dia lagi dan sudah ditandai oleh rekan kerjanya yang lain, eh akhirnya malah mengundurkan diri.
Nah, itulah sekilas dinamika kerja di kantor yang pernah terjadi di perusahaan radio saya terkait adanya tipikal rekan kerja yang trouble maker.
Ngomong-ngomong juga soal rekan kerja yang trouble maker ini, bagaimana sih gambarannya dan kalau memang ada di kantor, bagaimanakah mengatasinya?