Meneliti sebab kenapanya tidak lagi bekerja di kantor tersebut, misalnya. apakah karena resign atas alasan dan kemauan sendiri, habis kontrak, ataukah kena PHK.
Kalau pun di-PHK apakah yang menjadi penyebabnya, apakah karena kontrak kerjanya habis, apakah karena kinerjanya buruk, dan sebagainya.
Termasuk juga meneliti rekam jejak catatan personalnya, pastikan SKCK-nya orisinal dan juga catatan bebas narkoba. Hal ini tentu untuk mendeteksi apakah kandidat pernah punya catatan kriminal atau ada keterlibatan narkoba atau tidak.
Bahkan rekruter juga dirasa perlu background check media sosial kandidat. Hal ini melihat apakah attitude,-nya dalam bermedsos wajar atau tidak, mencurigakan terafiliasi dengan teroris atau tidak.Â
Begitu juga rekam jejak utang piutangnya pada SLIK BI checking apakah masih wajar atau tidak hal ini tentunya untuk mengantisipasi masalah pelik di belakang hari akibat utang. Sebab menerima karyawan yang utangnya tidak wajar pasti akan bermasalah pada kinerjanya.
Jadi, kalau dalam proses meneliti rekam jejak kandidat ini, rekruter menemukan rekayasa ataupun kebohongan atas apa yang penulis jabarkan di atas, maka jelas tak perlu lagi diteruskan atau juga setelah melakukan background check ada fakta yang tidak beres dengan latar belakang riwayatnya, jelas tidak perlu dilanjutkan.
Namun kalau memang benar secara fakta, tidak ada rekayasa dan kebohongan atau datanya benar sahih dan dapat dipertanggung jawabkan, maka boleh dilanjutkan hingga proses selanjutnya.
3. Uji kompetensinya bila kandidat ada pengalaman bekerja.Â
Di sini rekruter harus mampu menguji kompetensi pelamar kerja terkait dengan pengalamannya sesuai kompetensi jabatannya yang pernah dijabatnya pada perusahaan sebelumnya.
Sehingga selain pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diterapkan rekruter, maka rekruter juga harus mengajukan pertanyaan terkait kompetensinya dengan jabatan yang pernah dijabatnya pada perusahaan sebelumnya.
Setidaknya di sini rekruter sudah ada sedikit gambaran terkait bagaimana soft dan hard skill kandidat seperti, atittude-nya misalnya, etikanya, komunikasinya, kemampuan menguasai teknologi dan sebagainya yang sejenis.